21 Tips Membuat Portofolio Digital Marketing Kamu Makin Dilirik Rekruter

Di artikel ini, 18 Alumni Full Stack Digital Marketing (FSDM) RevoU memberikan 21 tips membuat portofolio Digital Marketing untuk pemula!

Ervina Desiviola
Ervina Desiviola

Table of Contents

Sejak masa pandemi, peluang kerja sebagai Digital Marketing di Indonesia melesat tinggi!

Total 14.677 lowongan Digital Marketing bisa kamu temuin di Jobstreet, Glassdoor, Indeed, Kalibrr, LinkedIn, dan terbanyak di Glints!
(Data diambil pada 27 Oktober 2022)

Dengan demand yang semakin tinggi, makin banyak juga kandidat yang berjuang memenuhi posisi tersebut.

Apa kamu salah satunya?

Kalau iya, berarti kamu perlu stand out di antara kandidat-kandidat lain dan menarik perhatian rekruter!

Salah satu caranya adalah dengan menyediakan portofolio digital marketing yang relevan dengan posisi yang kamu lamar.

Di portofolio ini, kamu bisa showcase pengalaman, skill, dan pencapaian kamu di bidang digital marketing dengan lebih detail dibanding di CV!

Oke, terus apa aja yang harus ada di portofolio digital marketing?

Simplenya, kamu harus siapin 4 hal ini:

  • Profil dan deskripsi diri
  • Skill digital marketing
  • Project digital marketing & pencapaianmu
  • Call-to-action dan kontak

Di artikel ini, kamu bisa dapetin 21 tips praktis membuat portofolio ala Alumni FSDM RevoU Batch September 2022!

Gak cuma itu, mereka juga langsung tunjukkin hasil implementasinya di portofolio mereka, loh!

Selamat membaca!


Alumni #1 - Andiny Dwi Tiara Saputra

Tips #1 Refleksikan Diri Sebelum Perkenalkan Diri

“Walaupun awalnya aku agak susah ngejabarin tentang diriku dan harus aku tuangin di portofolio..

Tapi dengan bantuan Career Coach yang ada di program RevoU Next, dia kasih beberapa tips untuk aku bisa promosikan diriku dengan baik di “About Me” ini,” kata Andiny.

(Download portofolio lengkap Andiny di sini)

“Mungkin sebelum kalian ngejabarin diri kalian, bisa tanya ini ke diri kalian dulu:

  • Aspirasi atau trigger apa sampai kalian mau jadi digital marketer?
  • Situasi atau kegiatan apa yang sekarang kalian jalanin?
  • Hal-hal apa aja yang kalian udah ambil untuk support next karir kalian atau menjadi seorang digital marketer?

Contoh pertanyaan ini bisa bantu aku untuk show diriku secara terstruktur dan juga ngejadiin perkenalan diriku jadi lebih menarik dan gak biasa dari orang lain.

Di “About Me” ini aku pikirin banget. Selain mau ngejelasin “who i am” tapi juga karena aku mau di awal perkenalan ini, rekruter atau orang yang liat jadi interest atau curious sama aku.”

Tips #2 Tunjukkan Sertifikat Relevan

“Di kategori "Certification" ini, aku bertujuan untuk nunjukkin bahwa aku punya bukti kuat atas bidang yang aku minati.

Sertifikat itu pun aku ikuti dari bootcamp atau source yang credible.”

Tips #3 Minta Pendapat Rekruter tentang Portofolio Kamu

Berawal dari networking dengan mentor-mentor di ADPList, Andiny ketemu dengan Performance Marketing di Sayurbox dan bisa dapat pendapat tentang portofolionya!

“Waktu itu, portfolioku pernah di-notice sama salah satu Performance Marketer di Sayurbox di saat aku lagi networking sama dia.

Aku lagi minta tolong untuk review CV dan portofolioku, dan dia bilang portofolioku bagus dan eye-catching!

Dia suka desain portofolioku yang minimalis tapi terkesan profesional. Informasi kayak perkenalan, tools yang dikuasai, certication, sampai notable projects tersampaikan dengan jelas.

Dia bilang, “Aku gak perlu effort keras untuk liatin alur dari portfolio kamu. Informasinya tersusun rapi dan kalau dilihat sekilas pun aku tau kamu seorang digital marketer”!”

Nah, buat kamu yang mau coba networking juga dengan rekruter, bisa contek rumus Andiny networking. (Pastiin untuk personalize pakai gaya kamu, ya!)

Hi Kak [recruiter’s name],

I’m [name] a Digital Marketing Enthusiast who is very interested in Digital Marketing. Currently, I’m [current role] at [current company/university].

Previously, I worked in [previous company] as [previous role] for [years of experience], which made me have [transferrable skills].

I didn’t stop there to support my future career, so I decided to be a career switcher. My previous work experience and also my educational background are very close to digital marketing. That’s why I’m so excited about digital marketing.

To develop my skills, I joined the Full Stack Digital Marketing Bootcamp at RevoU for 13 weeks, where I learned about the foundations of digital marketing, which allowed me to hone my critical, strategic, and analytical skills.

So excited to explore it, but I know this is only the beginning.

I give myself the opportunity to connect with people who can help me to provide career advices and share sessions in the same field of interest.

Hopefully, I can have a good connection with you. Thank you!

Cheers,
[your name]

Tips #4 Cari Banyak Referensi Portofolio

“Harusnya, dulu aku sering-sering cek LinkedIn atau liat contoh-contoh portofolio dulu sebagai referensi untuk bisa bikin portofolio yang sesuai sama keinginan aku secara design (visual), susunan informasi, dan penyampaian informasi.

Karena dengan melihat referensi-referensi portofolio orang lain, kemungkinan aku akan mendapatkan ide untuk buat portfolio yang aku mau.

Aku bisa kombinasiin yang menurutku bagus di portofolio A yang gak ada di B, begitu pun sebaliknya.”

So, baca terus ya supaya bisa dapat referensi portofolio yang banyak!

Baca juga: Contoh Portofolio Digital Marketing dan Syarat Portofolio yang Baik

Alumni #2 - Nila Novita

Tips #5 Hubungkan Pengalamanmu dengan Passion pada “About Me”

(Download portofolio lengkap Nila di sini)

“Di "About Me", aku harus menjelaskan pekerjaan yang sebenarnya tidak relatable dengan Digital Marketing (DM).

Namun, aku harus menemukan benang merah untuk menghubungkannya dengan stream DM yang merupakan passion aku saat ini,” kata Nila.

“Versi aku, aku harus menemukan soft skill yang sudah aku pelajari di pekerjaan sebelumnya dengan skills yang dibutuhkan sebagai digital marketing.

Main point juga pada introduction adalah menjelaskan bagaimana kita persistent untuk reach goals kita yaitu sebagai contoh dengan mengikuti program Full Stack Digital Marketing RevoU. Jelaskan juga kenapa RevoU ketimbang yang lain.”

Alumni #3 - Bhadrika Evandito Atmomintarso

(Download portofolio lengkap Vito Atmo di sini)

Tips #6 Desain Simple, Contrast, dan Personal

Sebagai seorang Freelance NFT Illustrator, Vito punya 4 strategi supaya portofolionya makin mantep!

Begini katanya…

"#1 Simple. agar informasi yang diberi mudah diingat. Aku mencoba untuk bisa di-skimming (baca cepat).

Jadi, aku buat header untuk pesan utama, data pendukung dibawahnya, dan 12-18 slides.

Kenapa aku prefer skimming?

  • Karena CV yang kupakai itu ATS dan aku attach link portofolioku di header CV sebagai gambar atau data pelengkap. Anggap aja portfolio ini jadi CV kreatifnya!
  • Jika HR tertarik dari experience/achievement-mu, pasti mereka akan buka portofolio dan langsung cari apa yang membuat HR terkesan dengan kita.

#2 Contrast. agar mudah highlight pesan yang ingin kita sampaikan. Bisa dilakukan dengan memberi efek bold, atau menjaga warna gelap terang.

#3 Make it personal. aku menghindari untuk menggunakan template karena aku ingin lebih menunjukan diriku. Aku tau effortnya lebih banyak, namun bagiku hasilnya priceless.

#4 Amati. Tiru. Modifikasi (ATM). Jujur, aku terinspirasi oleh Portfolio Mas Esha. Awalnya, aku mencoba untuk membuat template yang sama persis seperti dia. Namun setelah ku coba, banyak yang menurutku tidak sesuai. Alhasil, jadi ATM deh!"

Tips #7 Belajar Gimana Brand Besar Mempresentasikan

“Biar portofolio bisa semakin improve, coba perhatikan bagaimana brand besar mempresentasikan.

Misalnya, WWDC Apple Developer, Google, Gojek, TED Talks.

Beberapa learning yang aku tangkap dari mereka:

  • Visual terlihat jelas, sedikit teks, dan kamu bisa deliver secara langsung ke pembaca. Kayak kamu flexing story makan cantikmu gitu~
  • Penggunaan warna yang cukup kontras agar menarik perhatian pembaca. Kalau kamu perhatiin slide-slide RevoU selama belajar, ini bisa di-ATM!”

“Kamu juga bisa coba lirik beberapa portofolio kece alumni RevoU lainnya!

Dan pastikan untuk percaya dengan hasil sendiri dan selalu berproses.”

Tips #8 Buat Section/Kolom pada Halaman Project

“Supaya project dan achievement bisa lebih mudah dipahami, halaman "Project" aku bagi jadi 3 kolom:

  • Brief dan Key Learning
  • Gambar/data pendukung
  • Result

Pro tips! Agar result-mu mudah dibaca, bisa diberi kotak sederhana, loh!”

Alumni #4 - Fioriza Syahdana Yulmi

(Download portofolio lengkap Fio di sini)

Tips #9 Masukkan Last Updated Information

“Elemen ini bisa di-attach di bawah table of content agar rekruter yang membaca bisa tau kapan terakhir kamu memperbarui pengalaman yang kamu lampirkan dalam portofolio.

Jika project yang dilakukan banyak dari RevoU, boleh dikasih keterangan juga bahwa sebagian project ini dikerjakan untuk tujuan pembelajaran di RevoU tetapi dengan praktik campaign menggunakan real budget,” jelas Fio.

Tips #10 Cantumkan Accumulated Score pada Education Background

“Mungkin teman-teman udah pada familiar dengan page ini, tetapi yang sering terlupa adalah mencantumkan accumulated score selama pembelajaran di RevoU.

Caranya untuk tau accumulated score, bisa dibuka di Canvas lalu pilih Grades.”

Tips #11 Kategorikan Skills & Tools Berdasarkan Stream

Skill dan tools dikelompokkan berdasarkan masing-masing stream.

Lalu di bagian paling depan (kiri) adalah stream yang paling kamu minati atau Skills & Tools yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang kamu apply.”

“Kalau di konteks portofolioku adalah Content Marketing.

Jadi, yang paling depan akan diisi dengan Similar Web, Ubbersuggest, Huntr, dan lain-lain, diikuti dengan Skill & Tools dari stream yang dipelajari selama course namun tidak menjadi prioritas.”

“Di Table of Content, bisa dikaitkan dengan halaman yang sesuai.

Misalnya, About Me, teman-teman bisa menautkan tulisan About Me di Table of Content ke halaman yang berisikan mengenai data diri kalian dan begitupun untuk poin-poin yang lain.

Ini bisa memudahkan rekruter untuk klik ke halaman yang ingin dituju. Berlaku juga untuk link Linkedin ataupun Whatsapp di "Hubungi Kami", maupun link pada project kalian!”

Alumni #5 - Megawati Putri Rezeki Hariyanti

(Download portofolio lengkap Megawati di sini)

Tips #13 Tampilkan 5-10 Project Terbaik

“Never ever put everything you’ve done in there!

Karena aku sadar sekarang kalau memasukkan semua hal yang pernah kita lakukan, itu semua akan menenggelamkan hal-hal yang ingin kita highlight dalam portofolio kita,” kata Megawati.

"Sebelum belajar di RevoU, I put everything in my portfolio.

My projects, my photography, and even the same experience that I already put in my CV.

Hal ini ngebuat portofolio aku menjadi terlalu banyak dan sebenarnya banyak hal irrelevant di dalamnya.

Jadi sebaiknya, sesuaikan aja porsinya. Dengan begitu portofolio kamu akan menjadi lebih detailed dan rekruter gak bakal bingung ngeliatnya. Kamu juga bisa showcase skills dan achievement kamu dengan lebih efektif!”

Hal ini juga selaras dengan saran dari Coach Calvin soal memasukkan project terbaik dan relevan di portofolio, loh!

Baca lebih lengkap di 27 Strategi Praktis Makin Dilirik Rekruter (Strategi #1)

Tips #14 Urutkan Achievement Project dari Paling Relevan

Put the most relevant and recent achievement first!

Aku rasa rekruter akan lebih peduli dengan achievement yang sesuai dengan job position yang dilamar.

Itu akan menunjukkan bahwa kalian bukan hanya memiliki skill untuk posisi itu, but you also excel at it.

“Kenapa aku memilih untuk meletakkan my most recent achievement first, karena industri digital marketing ini perkembangannya sangat cepat.

Bisa saja achievement yang aku raih tahun lalu sebenarnya sekarang sudah menjadi common thing atau hal yang biasa aja.

Jadi, kita juga harus menyesuaikan diri untuk bisa berkembang bersama industri ini.”

Alumni #6 - Era Mulia Pratama

(Download portofolio lengkap Era di sini)

Tips #15 Jelaskan Project dengan Rumus OSRT (Objective - Scope - Result - Tools)

“Untuk bisa deliver achievement kita dengan baik, biasanya diawali dengan Objective yang jelas dulu.

Kemudian, ceritakan mengenai Scope atau tanggung jawab kita untuk mencapai objective itu,” jelas Era.

“Jelaskan juga secara detil apa Strategi & Tools yang digunakan saat itu.

Misal mengenai Social Media Ads, bisa dimulai dengan analisis current condition, competitor analysis, dan lain-lain.

Jelaskan juga Result dari hasil strategi yang sudah direncanakan sekaligus menjawab objective kita.

Sebisa mungkin, double check apakah result yang kita buat sudah menjawab objective kita atau belum. Karena semua harus berhubungan dan nyambung dalam satu story.”

Alumni #7 - Mesel Ghea Hilyati Nisrin

(Download portofolio lengkap Mesel di sini)

Tips #16 Tentukan Tema Portofolio

“Di portofolio aku ada temanya, yaitu kontras dan display screen on gadget.

Kontras dengan warna kuning, hitam, pink dan biru. Aku pakai gadget frames yang tersedia di Canva untuk visual project aku.

Menurut aku dengan menentukan tema, portofolio akan lebih menarik pembaca terutama HR dan User, layaknya seperti buku cerita,” jelas Mesel.

Tips #17 Highlight Kata Penting

“Pada halaman "Project", aku bold dan perbesar font size pada point penting di setiap bagian.

Contohnya pada bagian deskripsi tugas, aku highlight pada role name (job title) aku di project tersebut. Hal ini untuk mempermudah membaca cepat pada point yang penting aja.”

Tips #18 Tampilkan Hasil Project pada Grafik

“Pada portofolio, aku gunakan dua cara untuk showcase achievement:

#1 Bar Chart

Untuk project dengan beberapa campaign, aku menggunakan bar chart untuk menunjukkan perbandingan goal pada setiap campaign.

#2 Highlight

Untuk project yang datanya private atau tidak bisa aku tunjukkan secara publik, aku tulis dengan persentase dan di-highlight.

Alumni #8 - Puteri Sakinah Mantikasari Ag

(Download portofolio lengkap Puteri di sini)

Tips #19 Jelaskan Kontribusimu dalam Project

Key contribution ini penting dimasukkan untuk melihat sejauh mana kontribusi kamu dan skill apa yang kamu tonjolkan dalam project tersebut,” kata Puteri.

Alumni #9 - Alifah Azhar Nurhazmi

(Download portofolio lengkap Alifah di sini)

Tips #20 Jelaskan Project dan Achievement dengan Detail

Menjelaskan project dan achievement dengan detail sangat ngebantu rekruter untuk mencocokkan dengan kebutuhan perusahaan, loh!

Buktinya, Alifah pernah punya pengalaman di-notice oleh rekruter dari portofolionya.

“Posisi yang di-apply adalah Digital Marketing Specialist. Waktu itu, portofolio saya lolos tahap administrasi.

Dari email HR, beliau mengatakan bahwa beliau amazed dengan portofolio yang saya buat karena detail dan jelas, serta achievement-nya match dengan pekerjaan yang saya apply di perusahaan itu,” kata Alifah.

Alumni #10 - Pradipta Fajar Nugraha

(Download portofolio lengkap Pradipta di sini)

Tips #21 Pastikan Portofolio Mudah dibaca

“Strategi saya dalam menampilkan project adalah apa yang kita kerjakan dan hasilnya, serta pikirkan juga siapa nanti yang baca portofolio kita.

Apa isi dari portofolio mudah dipahami atau ternyata kita terlalu menggunakan bahasa yang technical?

Jangan lupa disesuaikan dengan alasan kenapa kita buat portofolio tersebut.

Karena portofolio mirip dengan presentasi, jumlah slide tidak masalah.

Yang penting isi dari slide tersebut tidak boleh terlalu banyak clutter untuk meminimalisir miss focus pembaca dan meningkatkan time on page.”

Lalu, gimana caranya untuk bisa tau portofolio yang kamu buat udah mudah dipahami dan dibaca atau belum?

“Bisa di testing ya.. Bisa pakai tools readability, atau pake Grammarly yang premium.

Apakah bahasa kamu positive, cheerful atau professional, itu bisa di personalisasi di tiap slide.

Contohnya, perkenalan diri kalau kamu orangnya cheerful bahasanya yang dipakai harus begitu juga. Kalau masuk ke project, pakai bahasa yang professional.

Oh ya, nanya ke orang yang bukan di bidangnya juga ngebantu banget kok!

Kalau mau lebih, bisa kasih ke adik atau keluarga buat baca portofolio kamu. Apa tanggapan mereka? Ada gak pertanyaan berkaitan tentang portofolio kamu? Itu bisa dijadikan salah satu bahan pertimbangan buat improve readability,” lanjutnya.

Contoh Portofolio Digital Marketing Lainnya

Alumni #11 - Adiba Syahira

(Download portofolio lengkap Diba di sini)

Alumni #12 - Hafidz Irshaddin

(Download portofolio lengkap Hafidz di sini)

Alumni #13 - M Kurnia Lutfi

(Download portofolio lengkap Lutfi di sini)

Alumni #14 - Monika Irene Simanjorang

(Download portofolio lengkap Monika di sini)

Alumni #15 - Nimas Sari Ardhanarisvari

(Download portofolio lengkap Nimas di sini)

Alumni #16 - Siti Yanda Noibay

(Download portofolio lengkap Yanda di sini)

Alumni #17 - Ega Ganjaran Sakti

(Download portofolio lengkap Ega di sini)

Alumni #18 - Marissa Arlianti

(Download portofolio lengkap Marissa di sini)

Baca juga tips membuat portofolio Data Analytics dan portofolio Product Management yang bisa kamu ATM!


Mau dapat bimbingan Career Coach untuk buat portofolio?

Di RevoU, ada Career Support dengan Career Class dan 1-on-1 career coaching yang bisa membantumu berkarir sebagai Digital Marketer.

Kamu juga bisa belajar dasar Digital Marketing dan mendapatkan case study interview Digital Marketing selama satu minggu secara gratis di RevoU Digital Marketing Mini Course (MC)!

Mau tau lebih lanjut?

Cek materi-materi yang bisa kamu dapetin di sini!

Kalau masih bingung, kamu bisa tanya-tanya ke Admin RevoU via DM Instagram juga ya!

Hub Karier

Ervina Desiviola

Ervina is a Content Writer Executive at RevoU. She loves to share some stories through writings. Drowning in thousands of books by developing Fierofea Books (NGO for book donations in Indonesia)!