16 Tips Membuat Portofolio Data Analytics Kamu Makin Dilirik Rekruter

Di artikel ini, 8 Alumni Full Stack Data Analytics (FSDA) RevoU memberikan 16 tips membuat portofolio Data Analytics untuk pemula!

Ervina Desiviola
Ervina Desiviola

Table of Contents

Tau gak sih?

Di tahun 2022, peluang kerja sebagai Data Analyst di Indonesia melesat tinggi!

Total 10.607 lowongan Data Analyst bisa kamu temuin di Jobstreet, Glassdoor, Indeed, Kalibrr, LinkedIn, dan terbanyak di Glints!
(Data diambil pada 24 Oktober 2022)

Dengan demand yang semakin tinggi, makin banyak juga kandidat yang berjuang memenuhi posisi tersebut.

Apa kamu salah satunya?

Kalau iya, berarti kamu perlu stand out di antara kandidat-kandidat lain dan menarik perhatian rekruter!

Salah satu caranya adalah dengan menyediakan portofolio data analytics yang relevan dengan posisi yang kamu lamar.

Di portofolio ini, kamu bisa showcase pengalaman, skill, dan pencapaian kamu di bidang data analytics dengan lebih detail dibanding di CV!

Oke, terus apa aja yang harus ada di portofolio data analytics?

Simplenya, kamu harus siapin 3 hal ini:

  • Profil dan perkenalan diri
  • Project data analytics & pencapaianmu
  • Blog/testimoni client

Baca juga: Cara Mudah Bikin Portfolio Data Analyst untuk Pemula

Di artikel ini, kamu bisa dapetin 16 tips praktis membuat portofolio ala Alumni FSDA RevoU Batch September 2022!

Gak cuma itu, mereka juga langsung tunjukkin hasil implementasinya di portofolio mereka, loh!

Selamat membaca!


Alumni #1 - Aiman Iltizam Al Haq

(Download portofolio lengkap Aiman di sini)

Tips #1 Desain Simple dan Minimalis

“Kesan pertama yang mudah ditangkap saat membandingkan portofolio antara alumni FSDA (Data Analytics) dan FSDM (Digital Marketing) adalah visual.

Alumni FSDM membuat portofolio sedemikian rupa dengan tujuan membuat nyaman pembaca saat mempelajari portofolionya.

Selain itu, penataan visual dapat menggambarkan kemampuan mereka dalam menyusun sebuah konten.

Dari sini aku belajar, walaupun umumnya audience dari portofolio Data Analyst adalah user yang paham dunia data, bukan berarti mereka gak butuh kenyamanan saat membaca portofolio.

Apalagi, portofolio Data Analyst gak jauh dari angka dan data yang kadang membuat pembaca pusing dan jenuh. Justru, aspek visual datang untuk memperbaikinya,” jelasnya.

Akhirnya, inilah yang diterapkan Aiman di portofolionya.

Mulai dari pemilihan warna, font, dan penyusunan tata letak dibuat simple dan minimalis. Aiman juga menggunakan bold untuk highlight pengalaman dan skills-nya, loh!

Experience yang biasanya menampilkan banyak job desc, aku siapkan external link (ke CV) agar tampilan portofolio lebih clean.”

Tips #3 Tampilkan 5-10 Project Terbaik

“Pada bagian project, menampilkan preview project terbaik juga sebuah keharusan!

Pada akhirnya, sebagai Data Analyst, membuat portofolio juga dapat menggambarkan kemampuan kita dalam membuat sebuah report dan menyajikannya dengan baik,” jelas Aiman.

Hal ini juga selaras dengan saran dari Coach Calvin soal memasukkan project terbaik dan relevan di portofolio, loh!

Baca lebih lengkap di 27 Strategi Praktis Makin Dilirik Rekruter (Strategi #1)

Tapi kalau punya banyak project, gimana cara sortirnya?

"Aku lakuin sesuai arahan Career Coach, yaitu memasukkan Final Project (project besar) dan 2 project yang sangat dikuasai."

Sisanya? Kamu bisa buat 1 halaman khusus untuk kumpulan project lainnya. Jangan lupa masukkan link ke project-nya, ya!

Tips #4 Latihan Mandiri dengan Certification Test

“Aku sendiri sebelum memulai course di Revou, belum memiliki achievement apapun.

Namun, sejak pertengahan course, aku sadar kalau kita gak melakukan extra miles, maka apa yang bisa membedakan kita dengan kandidat Data Analyst lain?"

"Maka, aku berlatih mandiri di salah satu platform portal penyedia certificate untuk data atau platform manapun sesuai materi yang diajarkan di kelas saat itu.

Sehingga saat selesai belajar di RevoU, aku gak hanya mendapatkan certificate dari RevoU, namun juga certificate dari platform lain untuk dapat dipamerkan di portofolio.”

Alumni #2 - Kurnia Insyiani Putri

(Download portofolio lengkap Kurnia di sini)

Tips #5 Gunakan Github/Website

“Dengan menggunakan platform Github, halaman portofolio kita jadi lebih menarik karena kita bisa showcasing project kita dalam sebuah website instead of slides.

Awal kepikiran bikin portofolio di Github karena di-encourage Career Coach lewat contoh-contoh portfolio yang baik dari bimbingannya dimana salah satunya ada yang menggunakan Github,” jelas Kurnia.

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa bener.. Kalau pakai Github, bisa makin dilirik rekruter?

Coach Glory, Career Coach Data Analytics di RevoU, udah siapin jawabannya!

Dari sisi rekruter gampangnya gini.. Mana yang lebih keren dan menjanjikan technical skill-nya?

Portofolio yang dibangun di web dengan bahasa pemrograman atau yang dibangun di Canva yang semua orang awam bisa?

To be stand out, you need the willingness to do more!

Caranya dengan nunjukkin technical skill dan attitude di saat bersamaan pada first impression.

- Glory Gracia Christabelle, Licensed Master Practitioner of Neuro-Linguistic Programming

Alumni #3 - Anak Agung Sagung Istri Agung Ratu

(Download portofolio lengkap Sagung Ratu di sini)

Tips #6 Gunakan Kalimat Efisien & Grammar yang Baik

Career Coach aku selalu kasih masukan, bahkan sampai bantu koreksi grammar dan memilih kalimat yang lebih efisien.

Mungkin kalau gak dibantu dan diingetin untuk milih-milih kalimat, isi portofolio aku bakal panjang kali lebar," kata Sagung Ratu.

Tips #7 Breakdown Metodologi dalam Grafik

Dalam portofolionya, Sagung Ratu langsung highlight poin-poin penting dalam projectnya. Supaya lebih mudah dipahami, ia juga breakdown metodologi yang dipakai dalam grafik.

“Aku dapat tips ini saat Career Class RevoU!

Dengan mem-breakdown langkah yang kita lakukan, ini dapat ngebantu banget bagi mereka yang baca portofolio untuk paham tahapan pengerjaan yang kita ambil,” katanya.

Alumni #4 - Muhammad Rizky

(Download portofolio lengkap Rizky di sini)

Tips #8 Buat Ringkasan Pengalaman

Dalam portofolionya, Rizky membuat halaman “What I have done so far”.

Halaman ini bisa memperjelas apa aja yang udah dilakukan supaya rekruter gak terlalu susah untuk mencari skill yang udah kamu pelajari!

Tips #9 Masukkan Implementasi Project

“Kalau bisa, masukkan project portofolio yang bersangkutan dengan analisa-analisa yang umumnya dipakai dalam pekerjaan yang akan dilamar.

Jadi, isi projectnya bukan basic tentang data cleaning dan lain-lain, tapi udah termasuk implementasinya juga!” kata Rizky.

Tips #10 Masukkan Rekomendasi

“Kamu bisa memasukkan rekomendasi dari rekan kerja, teman kelompok project atau Team Lead ke dalam portofolio.

Jangan lupa minta izin dulu ya, ke orang bersangkutan!” saran Rizky.

Menurut Coach Yuni pada artikel 27 Strategi Praktis Makin Dilirik Rekruter, Rekomendasi akan memberi rekruter gambaran hal-hal yang paling menarik dari kandidat.

Rekruter juga bisa tau, kandidat itu dinilai punya kriteria & skills seperti apa sama teman-temannya.

Alumni #5 - Muhammad Ryandy Ghonim Asgar

(Download portofolio lengkap Asgar di sini)

Tips #11 Jelaskan Tugasmu dalam Project

“Di bagian project, kamu bisa menjelaskan role-mu sebagai apa (jika project team).

Kemudian, jelaskan juga task, deskripsi project yang dikerjakan, tools yang digunakan, serta hasil dan insight yang didapat.

Jangan lupa berikan link supaya rekruter bisa melihat deck-nya dengan jelas!” jelas Asgar.

Alumni #6 - Fatmasari Irfan Puteri

(Download portofolio lengkap Puteri di sini)

Tips #12 Cantumkan Skills Relevan

"Skills yang aku mention pada halaman Skills and Abilities dibuktikan semua pada saat mendeskripsikan project yang dijalankan.

Poin yang mau disampaikan adalah skills yang kita punya memang sesuai dengan kebutuhan rekruter dan memang betul kita pernah mempunyai pengalaman yang diharapkan.

Bukan hanya mempunyai skills tertentu tapi belum pernah terjun langsung menjalankan sebuah project," jelas Puteri.

Tips #13 Menjelaskan Project dengan Storytelling

"Pada saat menceritakan project, kita harus berpikir layaknya penulis yang sedang membimbing pembaca agar memahami “cerita” yang ingin kita sampaikan.

Ini baru aku sadari ketika ngobrol dengan Career Coach dan juga baca beberapa best practice portfolio.

Dimana pada saat aku menyampaikan pengalaman project, Career  Coach mempertanyakan beberapa hal yang menurutnya tidak lengkap.

Dari sana, aku mulai menggambarkan project menggunakan struktur cerita.

Formula Storytelling pada Project:

Karakter (siapa yang  menjalankan) – Setting (situasi yang terjadi) – Plot (apa yang diharapkan dari saya) – Conflict (tantangan yang ada dan skill apa yang membantu untuk memecahkan  tantangannya) – Resolution (hasil dari project yang dijalankan)

Alumni #7 - Luthfi Nugraha

(Download portofolio lengkap Luthfi di sini)

Tips #14 Cantumkan Kata Kunci pada Project

Menurut Luthfi, memasukkan kata kunci dari permasalahan, metode, dan tools pada project sangat penting.

Ini bisa membantu rekruter menemukan kandidat yang menguasai skill dan tools yang dibutuhkan!

“Aku mencantumkan kontak yang udah terkoneksi dengan link untuk mempermudah orang lain untuk menghubungi,” jelas Luthfi.

Untuk membuat linknya, kamu bisa gunakan link ini:

  • Whatsapp: https://wa.me/[nomor wa kamu]
    Misalnya, https://wa.me/6281234567890
  • Email: Gunakan Mailto Link Generator

Alumni #8 - Muhammad Enuari

Tips #16 Minta Pendapat Rekruter/Teman tentang Portofolio Kamu

"Dulu, aku bener-bener mengandalkan tips dari Google yang tergolong general dan gak terlalu banyak penjelasan.

Tapi, sekarang aku paham kalau hal terpenting pas membuat portofolio adalah menjadi relevan," kata Enuari.

"Jadi, setelah buat portofolionya, jangan ragu untuk connect dan ngobrol sama:

  • Rekruter (HR), tentang hiring trend dan kandidat.
  • User, untuk lebih paham apa kebutuhan user dan gimana trend industrinya.

Bahkan, akan lebih bagus kalau kita bisa tanya ke mereka untuk review portofolio kita!

Kalaupun belum bisa, sebisa mungkin minta pendapat teman tentang portofolio kita."

Untuk reach out rekruternya, kamu bisa contoh cara Enuari:

Hi (Recruiter's name),

My name is (Your name), and I'm a (Current job title) at (Current company), but currently looking to take on a new challenge and transition to a new company in (Specific industry).

If you have a minute, I'd love the opportunity to discuss how my (Skills) and experiences in (Specific industry) might match up with positions you're recruiting for. And if it is not too much trouble for you, would you mind give reviews and feedback to my portfolio that you can find it attached.

Please feel free to reach out to me at (Phone number). Looking forward to chatting with you and hearing your feedback!

Best,
(Your name)

Baca juga tips membuat portofolio Digital Marketing dan portofolio Product Management yang bisa kamu ATM!


Mau dapat bimbingan Career Coach untuk buat portofolio?

Di RevoU, ada Career Support dengan Career Class dan 1-on-1 career coaching yang bisa membantumu berkarir sebagai Data Analyst.

Kamu juga bisa belajar dasar Data Analytics dan mendapatkan case study interview Data Analytics selama satu minggu secara gratis di RevoU Data Analytics Mini Course (MC)!

Mau tau lebih lanjut?

Cek materi-materi yang bisa kamu dapetin di sini!

Kalau masih bingung, kamu bisa tanya-tanya ke Admin RevoU via DM Instagram juga ya!

Hub Karier

Ervina Desiviola

Ervina is a Content Writer Executive at RevoU. She loves to share some stories through writings. Drowning in thousands of books by developing Fierofea Books (NGO for book donations in Indonesia)!