7 Contoh Headline di LinkedIn untuk Pencarian Kerja
Lagi cari kerja? Di artikel ini, kamu bisa belajar optimasi headline LinkedIn. Mulai dari tutorial, contoh, sampai optimasi yang bisa dilakukan agar mempermudah proses pencarian kerja!
Table of Contents
LinkedIn mendeskripsikan dirinya sebagai platform jaringan networking profesional terbesar di internet.
Pengguna internet memanfaatkan media sosial ini untuk mencantumkan resume, mencari pekerjaan, bahkan memperluas networking profesional.
Di artikel ini, kita akan membahas tentang salah satu bagian penting dari LinkedIn yaitu headline!
Mulai dari tutorial, contoh, sampai optimasi yang bisa dilakukan agar mempermudah proses pencarian kerja.
Apa itu Headline?
Headline LinkedIn adalah teks yang berada di profil bagian atas dimana pengguna dapat mendeskripsikan diri dalam 120 karakter (maksimal).
Headline merupakan salah satu bagian pertama yang akan dilihat orang dari keseluruhan profilmu. Selain di profil, teks headline juga akan muncul di berbagai tempat seperti:
- Posting feed
- Rekomendasi Koneksi
- Hasil Search Box
Maka, menulis deskripsi yang tepat di headline LinkedIn menjadi penting agar memberikan kesan positif yang dapat membuka peluang agar orang menjadi tertarik mempelajari tentang profilmu dan akhirnya ingin terkoneksi.
Misalkan, ketika rekruter ingin mencari kandidat maka mereka akan mencari di LinkedIn search dan menghubungi profil dengan headline yang tepat.
Cara Mengganti Headline LinkedIn
Secara default, LinkedIn mengisi headline dengan jabatan pekerjaan saat ini yang tertera di bagian pengalaman.
Namun, sangat mungkin bahkan sangat disarankan untuk kamu mengubahnya!
Berikut adalah langkah-langkah untuk mengganti teks headline LinkedIn:
- Klik ikon ‘Saya’ di bagian atas halaman utama LinkedIn
- Klik ‘Lihat Profil’
- Klik ikon ‘Edit’ di kanan bawah foto cover (gambar pensil)
- Di pop-up ‘Edit Intro’, tuliskan teks di bagian kotak headline
- Klik ‘Simpan’
Apa yang Harus Dijelaskan di Headline?
Kamu sudah tahu kenapa headline LinkedIn penting dan bagaimana cara menggantinya.
Sekarang, apa yang harus dituliskan di bagian headline?
#1 Deskripsi Diri Secara Profesional dalam 1 Baris
Headline di LinkedIn tidak berfungsi seperti status Blackberry Messenger (BBM) pada zaman dahulu, meskipun keduanya terlihat di berbagai tempat.
Jadi menuliskan status kata-kata motivasi seperti “Setiap hari adalah anugerah” atau kegiatan yang sedang dilakukan seperti “Di Bali untuk liburan” bukanlah ide yang baik dan tidak akan mendorong sang pembaca untuk mengambil action!
Apakah kamu pernah mendapatkan pertanyaan ‘coba deskripsikan diri kamu dalam 3 kata’ dalam wawancara?
Jika iya, ini adalah konsep yang kurang lebih sama dalam menuliskan diri di bagian headline.
Jika kehidupan profesionalmu harus dituliskan dalam satu baris, kata-kata apa yang akan merepresentasikan dirimu dengan sesuai?
#2 Jabatan Pekerjaan/Jurusan dan Hard Skill
Dilansir dari Jobscan, 2 hal utama yang bisa diletakkan di Headline LinkedIn adalah jabatan pekerjaan dan keterampilan teknis (hardskill). Mari kita lihat contoh headline LinkedIn berikut ini:
Hal paling mudah yang bisa kamu jelaskan adalah status pekerjaan sekarang dan nama perusahaan/institusi.
Misalkan Willy, alumni RevoU sekarang bekerja sebagai Performance Marketing Associate di HappyFresh.
Jika kamu masih menempuh pendidikan, kamu juga bisa menuliskannya siswa jurusan/bidang spesialisasi dan institusi pendidikannya seperti contoh dari Inggit di bawah ini.
Selain itu, kamu bisa menambahkan spesialisasi atau keterampilan hardskill yang dimiliki.
Berikut adalah contoh dari Juno, alumni RevoU. Ia menuliskan “Performance Marketing” dan Meta Certified, sebagai spesialisasi yang keterampilannya ia dalami:
Contoh lain juga dari Nopi, dimana ia menuliskan Digital Marketing Enthusiast dan Performance Marketing.
#3 Sertifikasi
Perlu diingat bahwa keterampilan yang dituliskan di headline harus dielaborasi dan dijelaskan dengan lebih detail di bagian experience ataupun bagian lain di profil kita juga, loh!
Supaya pernyataan itu tervalidasi saat orang mencari informasi lebih lanjut tentang diri kita.
Agar lebih meyakinkan, kamu juga bisa menyebutkan sertifikasi yang dimiliki, loh! Contohnya seperti Juno dan Rosmita, PPC Specialist di Niagahoster.
#4 Pengalaman & Tempat Kerja
Jika kamu memiliki banyak pengalaman dan hal yang ingin ditunjukkan, tentu saja kamu bisa menuliskannya.
Satu baris bukan berarti terbatas pada satu poin saja. Bahkan, manfaatkan 120 karakter yang diberikan oleh LinkedIn dengan maksimal!
Selain menuliskan pekerjaan sekarang, kamu juga menambahkan keyword spesialisasi lain di bidang yang sama, bahkan menyebutkan perusahaan tempat kamu pernah bekerja (jika memberikan nilai tambah).
Sebagai contoh, perhatikan headline dari Nito :
Bahkan jika kamu sudah bekerja full time pun, menuliskan headline yang tepat tidak menutup kemungkinan untuk kamu berkolaborasi di proyek sesuai bidang yang kamu kuasai.
Sebagai contoh adalah Mas Ilman:
Selain bekerja full time sebagai Digital Marketing Lead di Pashouses, Mas Ilman juga seorang SEO Trainer & Consultant.
Ia juga jadi salah satu instruktur di RevoU mengajarkan materi Search Engine Optimization (SEO)!
Tips: Gunakan tanda ‘|’ agar headline rapi dan dapat terbaca dengan baik.
Nah, dari semua contoh di atas. Apakah kamu bisa menebak siapa yang sedang job seeking?
.
.
.
Jawabannya adalah Nopi.
Jika dilihat kembali, yang bisa kita pelajari dari headline Nopi adalah ia langsung menuliskan job title yang dia inginkan yaitu “Performance Marketing”.
Tren yang sedang berputar di dunia LinkedIn sekarang adalah menuliskan “looking for opportunities” di bagian headline.
Namun, ini justru tidak disarankan!
Menurut Salsa Erwina, Career Coach RevoU yang sudah berpengalaman selama 6 tahun menjadi Hiring Manager tingkat Asia Tenggara...
"Tulisan ini tidak memberikan nilai tambah yang menunjukkan bahwa kamu kandidat yang kuat. Sebaliknya, hanya memberikan argumen bahwa kamu sedang mencari kerja."
Bahkan ada yang berpendapat bahwa orang yang tidak “available” justru akan menjadi target rekruter karena dianggap memiliki pengalaman yang relevan dan dapat memberikan kinerja baik di posisi tersebut.
Berseberangan dengan persepsi banyak orang, seorang rekruter akan memilih untuk memfilter sebuah posisi dibandingkan ‘hanya mencari kandidat yang sedang tersedia’, sehingga menuliskan kalimat ini sesungguhnya tidak bermanfaat.
Jika kamu sedang di posisi mencari kerja, hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah langsung tuliskan job title yang kamu inginkan di headline.
Kayak Strategi #10 yang dibilang sama Coach Ummi Lubis di artikel 27 Strategi Praktis Makin Dilirik Rekruter.
Ini akan memperbesar kesempatan kamu ditemukan oleh rekruter melalui LinkedIn SEO keyword!
Optimasi Headline LinkedIn untuk Pencari Kerja
“Jika kamu ingin akun LinkedIn menjadi jalan untuk orang menemukanmu, kamu sebaiknya memberi perhatian kepada keywords — kata-kata yang dicari orang di LinkedIn dan muncul di search engine”
- LinkedIn Help Center (2017) via Jobscan
Secara teknis, headline LinkedIn adalah kombinasi SEO keywords dan copywriting yang menarik.
Kamu ingin profilmu ditemukan melalui keyword yang tepat, tapi ingat bahwa headline juga perlu menarik dan menunjukkan personality agar berbeda dengan yang lain.
Selain menjadi media sosial yang digunakan untuk mencari pekerjaan, sebaliknya LinkedIn juga platform yang umum digunakan oleh rekruter untuk mencari calon pekerja.
Saat ini, LinkedIn udah jadi salah satu platform paling besar untuk rekruter mencari kandidat dan post lowongan kerja dengan range level yang lebih luas. Dari Fresh Graduate sampai Professionals.
-Calvin Utomo, People Analytics at Shopee
Maka, ketika melakukan riset LinkedIn SEO keyword dalam rangka pencarian kerja, kita harus memposisikan diri kita sebagai hiring manager untuk memiliki gambaran atas proses yang dilalui.
Terinspirasi dari Search Engine Land, berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam riset:
#1 Gunakan Search Box LinkedIn
Ketik beberapa opsi job title yang kamu inginkan di search box LinkedIn.
Jika kamu belum memiliki gambaran yang detail, kamu bisa menulis pekerjaan dengan keyword yang paling singkat dan umum misalkan ‘Digital Marketing’ atau ‘SEO’.
Lalu pilih filter in jobs.
#2 Pelajari Hasil Pencarian
Kamu akan melihat berbagai lowongan pekerjaan seperti “Digital Marketing Executive” atau “SEO Specialist”.
Kamu bisa membaca contoh job description dari daftar hasil lowongan tersebut dan pilihlah beberapa yang paling sesuai dengan dirimu dan kapabilitas yang kamu miliki.
#3 Perhatikan Search Volume
Jika ada beberapa pilihan, maka yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah search volume.
Misalkan kamu ingin bekerja sebagai “Digital Marketing”, namun tidak tahu ekor dari job title tersebut.
Maka, bandingkan beberapa pilihan seperti “Digital Marketing Executive”, “Digital Marketing Specialist”, “Digital Marketing Strategist” dan lain sebagainya yang kamu temukan di pencarian sebelumnya.
Pilihlah job title dengan angka jumlah pencarian yang paling tinggi agar LinkedIn profilmu terdeteksi dalam pencarian tersebut.
#4 Tambahkan Keyword ke Profilmu
Tuliskan keyword yang sudah kamu tentukan di headline dan bagian lain dari profilmu.
Harapannya adalah profil kamu akan muncul ketika rekruter mencari keyword ini.
Namun, ingat bahwa pada akhirnya rekruter yang membaca profil mu adalah manusia.
Temukan keseimbangan antara mengikutsertakan keyword dan menunjukkan gaya tulis yang menarik yang membedakan kamu dengan kandidat lain (lihat kembali contoh diatas).
Tips: Selain job title, lokasi juga menjadi salah satu aspek yang perlu disesuaikan. Jika kamu ingin bekerja di Bali, maka pasang lokasi di Bali (meskipun kamu belum berada di sana).
Optimasi LinkedIn akan membantu rekruter untuk menemukan seorang kandidat yang sedang mencari kerja.
Namun, hal tersebut juga perlu didukung dengan aspek lanjutan agar kamu bisa mendapat pekerjaan yang diimpikan.
Di RevoU, kamu bisa bertemu dengan Career Coach yang akan membimbing segala persiapanmu untuk bekerja di bidang tech.
Mulai dari membuat CV, merapikan profil LinkedIn, menyusun portofolio, melatih wawancara dan berbagai best practice lainnya.
Program career coaching ini dapat kamu temukan jika mengikuti program:
- Full Stack Digital Marketing [cek di sini]
- Full Stack Data Analytics [cek di sini]
- Full Stack Product Management [cek di sini]
Di sini, kamu akan belajar langsung dari profesional yang bekerja di startup unicorn seperti Tokopedia, Gojek, Traveloka, Grab yang akan melatihmu agar siap bekerja di industri 4.0.
pst, ada jaminan kerja sampai 100% juga loh!
RevoU - The Journal Newsletter
Join the newsletter to receive the latest updates in your inbox.