2021 Tech Companies Employee Recap

Kilas balik Employee Growth & Happiness Index Karyawan Perusahaan Tech di Indonesia tahun 2021

RevoU Staff Ivy Vilory
RevoU Staff / Ivy Vilory

Berdasarkan pernyataan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Virtual Innovation Day pada Oktober 2021 lalu, saat ini sudah ada 2 decacorn, 7 unicorn, dan lebih dari 2.000 startup di Indonesia.

Pertumbuhan pesat ini tentunya berpengaruh ke berbagai aspek, termasuk juga dalam hal human resource / karyawan yang bekerja maupun terserap ke perusahaan.

Di studi RevoU kali ini, ada beberapa data dan temuan menarik terkait karyawan di perusahaan Tech di Indonesia tahun 2021, antara lain:

  1. Perusahaan dengan pertumbuhan karyawan paling tinggi
  2. Perusahaan dengan rating karyawan paling tinggi di Q4

Perusahaan Tech dengan Persentase Pertumbuhan Karyawan Paling Tinggi di 2021

Untuk menemukan pertumbuhan jumlah karyawan perusahaan yang beroperasi di Indonesia setahun belakangan ini, kami membandingkan data karyawan masing-masing perusahaan:

Perusahaan dipilih berdasarkan riset “most funded” & “recently funded” tech companies di Tech in Asia dan Daily Social. Perusahaan juga harus memenuhi kualifikasi yaitu minimal pertumbuhan karyawan 30% atau pertambahan karyawan 100 orang. Hasilnya, ada 44 perusahaan yang masuk ke daftar.

10 perusahaan yang  pertumbuhan karyawannya paling pesat adalah :

  1. Bibit (233%)
  2. Ajaib (209%)
  3. Ula (163%)
  4. Flip (161%)
  5. Zenius(136%)
  6. Xendit (104%)
  7. Shipper (104%)
  8. eFishery (103%)
  9. Cakap (93%)
  10. SiCepat (89%)

Berikut adalah beberapa temuan menarik dari perusahaan yang berada di peringkat  teratas:

1. Bibit menempati posisi pertama

Bibit adalah perusahaan fintech yang menyediakan aplikasi reksadana yang membantu investor pemula berinvestasi.

Setahun belakangan ini, Bibit mengalami pertumbuhan karyawan sebesar 233.88%, dari 121 karyawan menjadi 404 karyawan.

Di 2021, Bibit mendapatkan pendanaan 2 kali; yang pertama sebesar US$ 30 juta dan di bulan Mei sebesar US$ 65 juta.

Dalam programnya, Bibit juga gencar dalam menjalankan program literasi keuangan di masyarakat. Di tahun 2021, mereka telah melaksanakan lebih dari 80 sesi edukasi publik, salah satunya seminar “Investasi di Tahun 2022: Edukasi dan Literasi adalah Kunci” yang melibatkan OJK.

Di tahun ini juga, perusahaan ini menjuarai 2 ajang yakni kategori “ASEAN Fintech Leaders” dari SFF Global Fintech Awards 2021 dan “The Best Fintech Company” dari CNBC Indonesia Awards 2021.

2. Fintech menjadi industri yang mengalami pertumbuhan karyawan yang terpesat di 2021

Selain dari Bibit, ada 3 perusahaan fintech lain yang berhasil berada di 10 besar yakni Ajaib (urutan 2), Flip (urutan 4) dan Xendit (urutan 6).

Di tahun 2021, ketiga perusahaan mendapatkan funding:

  • Ajaib pendanaan seri A sebesar US$ 90 Juta di bulan Maret dan seri B sebesar US$ 135 juta di bulan Oktober
  • Flip pendanaan seri B sebesar US$ 48 juta di bulan Desember
  • Xendit pendanaan seri C sebesar US$ 150 juta di bulan September

Pendanaan ini membuat Ajaib dan Xendit menyandang status Unicorn di tahun 2021 ini, karena valuasi mereka menyentuh US$ 1 miliar.

Ajaib, platform pasar modal yang target pengguna utamanya adalah milenial, sempat memicu pembicaraan di publik karena aksi marketingnya yang memasang iklan di billboard Times Square. Di akhir tahun ini, tercatat Ajaib sudah memiliki 1 juta pengguna sejak diluncurkan tahun 2019.

Xendit, startup payment gateway, saat ini telah memproses lebih dari 150 juta transaksi per tahun. Angka ini tumbuh 250% secara YOY. Xendit juga memiliki 3 juta merchant aktif yang terdiri dari 10% perusahaan dan 90% UMKM. Di bulan November, Xendit meluncurkan Aplikasi Xendit Bisnis yang mempermudah pengusaha mengoperasikan bisnisnya dari Handphone.

3. Ula, startup yang didanai Jeff Bezos, berada di 3 besar

Ula adalah B2B e-commerce yang berfokus untuk mendigitalisasi kios warung dan UMKM dengan menyediakan layanan inventaris, pengiriman, dan pembiayaan.

Perusahaan ini baru berdiri tahun 2020, namun pandemi yang terjadi mengakselerasi pertumbuhan mereka. Hanya dalam 2 tahun, Ula telah membantu 70,000 warung dan bertumbuh 23 kali dibanding saat pertama diluncurkan

Di tahun 2021 ini, Ula membuka putaran pendanaan 2 kali:

  • Bulan Januari, Ula mendapat pendanaan seri A sebesar US$ 20 juta
  • Bulan November, Ula mendapat pendanaan seri B sebesar US$ 110 juta, termasuk salah satunya dari orang terkaya di dunia yang memimpin e-commerce raksasa Amazon–Jeff Bezos.

Karyawan Ula di tahun 2021 bertambah dari 161 menjadi 424 karyawan, dengan persentase pertumbuhan 163.35%.

4. Perkembangan startup edutech di 2021

Secara pertumbuhan persentase karyawan, Zenius berada di urutan kelima dengan kenaikan 136.03% (521 orang). Sedangkan secara pertambahan jumlah karyawan, Ruangguru berada di urutan kedua yaitu bertambah 1.661 karyawan baru selama 2021.

Meskipun belajar tatap muka sudah dimulai di pertengahan tahun, namun dua startup yang berfokus di edukasi untuk usia sekolah ini justru aktif meluncurkan berbagai program.

Di tahun ini, Ruangguru meluncurkan berbagai program Roboguru, Liga Ruangguru, dan menjadi mitra strategis pemerintah Kemenkominfo untuk meluncurkan Ruang Literasi Digital

Sedangkan Zenius meluncurkan 3 fitur baru yaitu ZenCore yang menggunakan teknologi AI dengan konsep gamifikasi, Zeniusland yakni permainan edukatif yang ditargetkan untuk siswa sekolah dasar, dan ZenPro yang ditargetkan untuk para profesional.

Kedua perusahaan mendapatkan pendanaan di 2021, Zenius mendapat pendanaan seri B yang tidak disebutkan jumlahnya dan Ruangguru mendapat suntikan dana sebesar Rp 810 Miliar.

5. Shipper dan EFishery, dua perusahaan dari industri yang unik

Di tengah perusahaan fintech, edutech, maupun e-commerce yang merajalela, ada 2 perusahaan yang masuk ke 10 besar dan berasal dari industri yang unik: aggregator logistik dan aquaculture intelligence.

Shipper adalah perusahaan agregator logistik yang mulai beroperasi di tahun 2017. Pertumbuhan karyawan mereka cukup pesat dari 427 menjadi 874 karyawan (104.68%).

Pada bulan April 2021, mereka menerima pendanaan sebesar US$ 62 juta untuk pengembangan teknologi dan logistik.

Di awal tahun Shipper mengelola sekitar 161 gudang dan di akhir tahun mereka mengelola 300 gudang di 35 kota, di mana 2 diantaranya adalah gudang berbasis teknologi dengan menggandeng LOGOS. Tercatat Shipper juga telah mendukung pengembangan lebih dari 10.000 UMKM. Mereka juga meluncurkan program berbasis edukasi seperti Shipper Academy, Shipper Seller Series, dan Shipper Journalist Academy.

Sedangkan perusahaan Aquaculture Intelligence pertama di Indonesia, eFishery, mengalami pertumbuhan karyawan sebesar 103.61% (bertambah 258 karyawan) di tahun 2021.

EFishery juga bekerjasama dengan perusahaan fintech Kredivo, Danamas, dan juga BNI Agro dalam upaya mengatasi masalah permodalan yang dialami pengusaha agrikultur. Saat ini sudah lebih dari 13.000 pembudidaya yang bergabung.

Pada September 2021, mereka meluncurkan aplikasi eFisheryku yang berguna mendampingi pembudidaya ikan dari awal hingga akhir proses budidaya.

Di bulan ini juga, EFishery mengumumkan incar pendanaan Seri C untuk ekspansi ke 500 kota yang didapatkan di awal tahun 2022 sebesar Rp 1,28 trilliun yang dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2 dan Sequoia Capital India.

6. Pertumbuhan karyawan besar-besaran di Shopee tahun 2021

Di tingkat regional, Shopee menjadi perusahaan tech yang beroperasi di Indonesia dengan pertambahan karyawan paling banyak yakni 14.205 orang, dan pertumbuhan karyawan di tahun 2021 ini sebesar 64%.

Shopee melakukan ekspansi operasional besar-besaran ke berbagai negara, tidak hanya di Asia namun juga benua lain. Saat ini Shopee sudah beroperasi di Amerika Latin, yakni Brazil dan Meksiko. Kabarnya, Shopee akan melakukan ekspansi ke benua Eropa.

Di tahun ini, Shopee juga secara aktif menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah Indonesia.

Di Jawa Barat misalnya, perusahaan ini membangun Shopee Center untuk digitalisasi UMKM Jabar. Di kota Solo, Shopee membuka kantor dan membuka lapangan kerja sampai untuk 2.000 calon karyawan di bulan Oktober.

Selain itu, Shopee juga membangun kampus UMKM di Semarang dan Jakarta. Tujuan dari program-program ini adalah untuk memperkuat bisnis digital Indonesia agar nantinya bisa bersaing di dunia ekspor.

SEA Group sendiri, yang merupakan induk perusahaan Shopee, mengumpulkan dana sebesar US$ 6,3 miliar pada bulan September 2021.

7. GoTo

Tidak lengkap kalau kita tidak membahas tentang penggabungan dua raksasa teknologi Indonesia: Gojek dan Tokopedia menjadi group GoTo.

Meskipun secara persentase pertumbuhan kedua perusahaan ini tidak masuk ke 10 besar, namun secara pertambahan karyawan baru keduanya menempati 3 besar yakni Tokopedia di urutan pertama (1.761 orang) dan Gojek di urutan ketiga (1.316 orang).

Di November 2021, GoTo berhasil mendapatkan penggalangan dana pra-IPO sebesar US$ 13 miliar dari investor. Dan sebelumnya di bulan Mei, Gojek mendapatkan pendanaan tambahan seri F dari PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebesar US$ 300 juta

Layanan perusahaan teknologi ini mencakup transportasi on-demand, ecommerce, pengiriman makanan, logistik, dan layanan keuangan (finansial).

Selain di bidang tersebut, tahun 2021 Gojek juga sempat bekerja sama dengan Halodoc dalam mendukung program vaksinasi Covid-19 dan Tokopedia bekerja sama dengan pemerintah sebagai platform pembelian Prakerja.

Perusahaan Tech dengan Rating Karyawan Paling Tinggi di Q4 2021

Untuk menentukan Happiness Index perusahaan yang beroperasi di Indonesia di kuartal 4 2021,

kami mengumpulkan data

Perusahaan tech dipilih berdasarkan daftar Happiness Index RevoU. Perusahaan harus memenuhi kualifikasi yaitu memiliki minimal 5 ulasan di Glassdoor dan Jobstreet. Ranking ditentukan oleh 2 hal: pertama rata-rata rating dan kedua jumlah ulasan. Di kuartal ini, terkumpul 61 perusahaan yang masuk ke daftar.

15 perusahaan yang berada di tingkat teratas adalah :

  1. GudangAda (4.7 Rating, 177 Ulasan)
  2. HappyFresh (4.7 Rating, 35 Ulasan)
  3. eFishery (4.7 Rating, 14 Ulasan)
  4. Sayurbox (4.7 Rating, 14 Ulasan)
  5. Payfazz (4.6 Rating, 33 Ulasan)
  6. Lemonilo (4.6 Rating, 12 Ulasan)
  7. Paxel (4.6 Rating, 12 Ulasan)
  8. Grab (4.55 Rating, 435 Ulasan)
  9. Deliveree (4.55 Rating, 149 Ulasan)
  10. Mekari (4.55 Rating, 117 Ulasan)
  11. Tiket.com (4.55 Rating, 99 Ulasan)
  12. DOKU (4.55 Rating, 24 Ulasan)
  13. RedDoorz (4.5 Rating, 150 Ulasan)
  14. DANA (4.5 Rating, 53 Ulasan)
  15. TADA (4.5 Rating, 25 Ulasan)

Berikut ini adalah perbandingan hasil antara Q3 2021 dan Q4 2021:

  • Jumlah perusahaan yang masuk ke kualifikasi Happiness Index meningkat dari 54 menjadi 65 perusahaan
  • Peringkat pertama tetap diduduki oleh GudangAda dengan rating bertahan di 4.7 dan bertambah 2 ulasan menjadi 177 ulasan
  • HappyFresh kembali naik ke urutan ke-2 dengan rating 4.7 setelah sebelumnya sempat menurun ke rata-rata rating 4.65
  • Sedangkan Payfazz turun ke urutan ke-5 dari sebelumnya posisi 2, dari rata-rata rating 4.7 menjadi 4.6 di kuartal terakhir 2021 ini
  • Ada pemain baru yang langsung masuk peringkat teratas yakni eFishery (urutan #3), Sayurbox (urutan #4),  Lemonilo (urutan #6), Paxel (urutan #7), dan Deliveree (urutan #9).

Dan berikut beberapa fakta dan tren yang ditemukan dari hasil riset 15 perusahaan teratas ini di platform Glassdoor, platform Jobstreet, wawancara dengan pihak perusahaan dan karyawan:

1. Work from Home / Work from Anywhere menjadi gaya kerja yang disukai

Pandemi yang mengubah gaya orang bekerja. Berdasarkan ulasan dari karyawan di platform Glassdoor & Jobstreet, banyak yang menyebutkan bahwa perusahaan mereka yang menerapkan WFH/WFA menjadi salah satu faktor menentukan kepuasan mereka di tempat kerja.

Perusahaan yang menjalankan Work From Home (WFH)  selama pandemi COVID-19 ada :

  • Sayurbox
  • GudangAda
  • HappyFresh
  • Payfazz
  • DOKU
  • Tiket.com
  • Mekari
  • RedDoorz
  • Grab
  • TADA

Di sisi lain, eFishery telah menetapkan Work From Anywhere (WFA) secara permanen pada tahun 2021.

2. Tren perusahaan gencar melakukan “Employee Branding”

Berbeda dengan cara dahulu, perusahaan tech sekarang tidak hanya menunggu kandidat mendaftar namun secara aktif mencari talent yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan (berdasarkan wawancara dengan Bayudi, Talent Acquisition dari KitaBisa.com)

Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan “Employee Branding”, misalkan dengan membuat akun Instagram khusus untuk menarik perhatian calon karyawan.

Berikut adalah contoh  beberapa akun yang dibuat perusahaan:

Di laman tersebut, bisa ditemukan berbagai konten terkait karir seperti: pengumuman lowongan kerja, testimoni karyawan, practical tips dari tenaga ahli di perusahaan, sampai event virtual yang bisa dihadiri oleh publik.

3. It’s all about who you work with: the people!

Meskipun faktor ini sulit untuk diukur secara kuantitatif, namun pembahasan tentang lingkungan dan rekan kerja kerap ditemukan di berbagai platform.

Berikut adalah beberapa pernyataan dari karyawan Sayurbox dan eFishery di platform Glassdoor:

Semua yang bekerja dalam tim sangat suportif dan open minded. Visi dan alignment sangat jelas, semua bekerja menuju tujuan yang sama dan dapat mengeksekusi dengan baik– Former employee di Sayurbox, 28 Juni 2021, Glassdoor

Semua rekan sangat mudah untuk diajak bekerja sama. Bekerja di sini sangat seru seperti bekerja dengan “sahabat” sendiri– Support Worker di eFishery, 16 Nov 2021, Glassdoor

Selain itu, kami juga berkesempatan untuk mewawancara  pada salah satu alumni RevoU yang juga bekerja di HappyFresh:

Di tengah lingkungan kerja yang sangat positif dan suportif, saya merasa senang karena bisa bekerja sama dengan rekan-rekan yang ada di HappyFresh. Selain itu, saya juga bersyukur karena orang-orang yang ada di HappyFresh sangat mendukung proses pembelajaran dan perkembangan saya. - Willy Agusta, Performance Marketing Associate di HappyFresh

Ia berkata bahwa bekerja dengan rekan dan tim yang menyenangkan memang menjadi salah satu faktor penting yang membuat ia “betah” di perusahaannya sekarang:

4. Dukungan bagi karyawan saat pandemi COVID-19

Fasilitas yang diapresiasi oleh para karyawan adalah bantuan perusahaan selama pandemi COVID-19.

Di Mekari misalnya, ada juga fasilitas finansial yang cukup unik dan membantu di masa pandemi ini yakni Mekari Flex App. Berikut adalah pernyataan dari salah satu alumni RevoU yang pernah bekerja di Mekari

“Melalui Mekari Flex app, ada earned wage acces yaitu semacam gaji yang bisa ditarik pegawai jika ada kebutuhan darurat dan akan mengurangi gaji yang diterima di bulan yang sama.

Selain itu, ada juga program reimburs untuk kita beli furniture kantor seperti meja dan kursi untuk menunjang bekerja dari rumah. Menurut saya ini sangat kreatif” – Ratu Ayu, Ex-employee Mekari”

Atau di Tokopedia, “Nakama” mendapatkan berbagai fasilitas seperti telekonsultasi dengan dokter, supply vitamin, dan fasilitas isolasi. Mereka bahkan memiliki tim crisis management sendiri yang siap membantu karyawan yang positif COVID-19 (Hanny, Employer Brand Lead di Tokopedia )

Catatan

Jika ada saran atau feedback, silahkan isi form ini https://rebrand.ly/Feedback2021Recap


Metodologi:

Happiness Index: Data dikumpulkan dari Glassdoor & Jobstreet hanya untuk karyawan yang berlokasi di Indonesia dengan minimal 5 ulasan di masing-masing platform.

Employee Growth: Data dikumpulkan dari LinkedIn Premium Insights masing-masing perusahaan pada bulan Desember 2020 dan Desember 2021 dengan minimal pertumbuhan karyawan 30% atau pertambahan karyawan 100 orang.

Data dikumpulkan : Desember 2021


Data mentah: https://rebrand.ly/2021TechEmployeeRecap

Data-Driven Study

RevoU Staff

Awali karirmu di perusahaan teknologi bersama RevoU!

Ivy Vilory

Ivy is Senior Content Marketing at RevoU. Graduated from Tourism study. She is a writer, video producer, and podcast host for both RevoU and on her own platforms. All the links: lynk.id/viloryivy ✨