Offline Marketer yang Beralih ke Online Marketing di Edutech Startup

Adi sudah banyak berhubungan dengan dunia marketing yang dijalankan secara offline. Karena ketertarikannya terhadap data-driven campaign, maka ia memutuskan untuk berganti karir ke online marketing.

Ivy Vilory
Ivy Vilory

Di pekerjaan sebelumnya, Adi sudah banyak berhubungan dengan dunia marketing yang dijalankan secara offline. Karena ketertarikannya terhadap data-driven campaign, maka ia memutuskan untuk berganti karir ke online marketing.

Di perannya sebagai Customer Engagement Executive di Gojek Regional Solo, Adi sudah berkutat di bidang offline marketing. Ia bertanggung jawab untuk menjalin partnership, menjalankan kampanye, dan memilih channel untuk kampanye tersebut termasuk digital. Namun, ia hanya sampai di tahap memberikan briefing saja dan tidak melakukan eksekusi.

Awal mulanya, bermain dengan data adalah salah satu kelemahan Adi. Namun karena itu ia memberikan usaha yang lebih dalam mempelajarinya, dan manajernya justru mengatakan bahwa sekarang logical dan analytical thinking adalah salah satu kekuatannya. Dari pengalamannya, ia menyadari dan mempelajari tentang pentingnya membuat keputusan yang diambil berdasarkan data. Bahkan ia menjadi sangat termotivasi untuk menjadi data-driven marketer. Namun, dalam offline marketing sangat sulit untuk dapat melakukan tracking dan mengukur performa sebuah kampanye. Ia tidak bisa mengetahui metrik-metrik yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan sebuah aktivitas marketing. Sedangkan, di digital marketing semua aktivitas bisa terukur, mulai dari budget bahkan sampai hasilnya. Dalam spesialisasi performance marketing, seorang marketer juga dapat menganalisa data lebih dalam dan menemukan solusi yang tepat. Adi merasa lebih cocok dengan dunia marketing ini.

Life at RevoU

Sejak mengetahui hal tersebut, Adi perlahan mulai menambah pengetahuannya tentang digital marketing dengan bantuan teman-teman di kantor. Namun karena adanya pandemi, Adi memiliki waktu luang yang lebih banyak dan ia memutuskan untuk memanfaatkannya dengan mengambil program full-stack Digital Marketing di RevoU selama 3 bulan. Sebelum memutuskan, ia juga sempat meminta testimoni personal langsung ke salah satu alumni yang juga kerabatnya yaitu Faiz. Percakapan mereka membuatnya yakin untuk mempercayakan RevoU untuk membantunya memulai karir di bidang Digital Marketing.

Bagi Adi, pelajaran terbesar yang ia dapatkan bukanlah di kemampuan teknis seperti Facebook Ads, Google Ads, Search Engine Optimization (SEO), social media marketing dan pelajaran lainnya; melainkan kemampuannya untuk melatih thought process, termasuk struktural, analytical dan strategic thinking.

Kalau hanya ingin mempelajari tentang teknis, ada banyak video di youtube. Tapi yang penting di RevoU adalah aku belajar cara menganalisa data dan mengambil keputusan di dalam kegiatan digital marketing. Misalkan, aku sekarang bisa menentukan harus memakai channel Facebook Ads atau Google Ads sesuai dengan kebutuhan klien
Landing Page Kelompok Adi, LaundryIn

Menurut Adi, kemampuan ini justru sangat penting dalam menjadi seorang digital marketer yang handal. Hal ini juga ia temukan saat mencoba mendaftar kerja di sebuah perusahaan, ketika masih di masa pembelajaran 3 bulan. Saat interview, ia langsung berhadapan dengan Head of Marketing perusahaan dan dihadapkan dengan berbagai pertanyaan teknis yang ia belum persiapkan sebelumnya. Contohnya, “Bagaimana menurunkan CPL (Cost per Lead)?”. Menurutnya, jawabannya saat itu tidak sepenuhnya salah. Ia menjawab dengan “memperbaiki targeting, memperbaiki targeting”, namun ia tidak menjelaskan logika dan reasoning di balik jawaban tersebut. Sebagai akibatnya, Adi gagal mendapatkan pekerjaan tersebut.

Mencari Kerja di Tengah Pandemi

Setelah selesai menjalankan 3 bulan pembelajaran, Adi memulai proses pergantian karirnya dengan dibantu oleh career coach. Ia dibimbing untuk memperbaiki CV, menyusun portfolio digital marketing hasil dari proyek selama di RevoU, dan juga memperbaiki penampilan LinkedIn agar menarik hiring manager. Selama menjalankan proses tersebut, Adi juga mengambil 2 proyek tambahan yaitu menjalankan program apprenticeship di salah satu perusahaan properti Singapura, Noon Property, dan membuka jasa freelance digital marketing untuk perusahaan percetakan salah satu temannya di Solo. Adi memanfaatkan kesempatan ini untuk mempraktekan ilmu tentang Facebook Ads yang sudah dipelajari di kelas. Ia melakukan berbagai A/B testing kreatif maupun optimasi funneling dengan pasar tingkat Asia Tenggara. Jawaban yang seharusnya diberikan saat wawancara tersebut ia temukan dari pengalaman ini.

Aku sekarang bisa jawab; misalkan permasalahannya di impression ke link click berarti metrik yang rendah adalah CTR dan yang harus dioptimasi adalah kreatifnya. Memang jika dipraktekan, pemahaman dan reasoning bisa jadi lebih terstruktur
Hasil Kreatif Adi untuk Kampanye Facebook Ads Noon Village

Sambil mempersiapkan portfolio digital marketingnya, Adi terus aktif mencari pekerjaan baru dan salah satunya adalah sebuah edutech startup bernama Sekolahmu. Suatu hari, ia mendapat telepon dari pihak sekolah.mu untuk maju ke tahap wawancara keesokan harinya jam 10 pagi. Adi pun terkejut dan segera mengontak career coachnya untuk menjadwalkan latihan wawancara. Beruntung bahwa ia memiliki career coach yang sangat sigap, Adi sempat latihan untuk wawancara satu jam sebelum wawancara sesungguhnya dimulai yaitu pada 9 pagi.

Semua simulasi pertanyaan yang dikasih Kak Radhitia keluar di wawancara, mulai dari kekurangan kelebihan, kenapa memilih perusahaan tersebut, sampai pertanyaan teknis

Sesi simulasi yang sangat tiba-tiba tersebut sangat membantu proses wawancara sehingga dapat berjalan dengan lancar. Tidak hanya berhenti disitu, Adi juga berhasil bernegosiasi untuk dapat menjalankan pekerjaannya secara remote working dari Solo meskipun perusahaannya berada di Jakarta. Pada awalnya, permintaan ini tidak disetujui oleh pihak Human Resource (HR). Namun, dengan mempraktekan pengajaran dari program career coaching, permintaan Adi berhasil disetujui ketika wawancara dengan pihak user. Ia sekarang bisa bekerja di perusahaan impiannya sebagai seorang performance marketer tanpa perlu meninggalkan orang tuanya di Solo.

Adi Purnomo, Performance Marketing di Sekolah.mu

Sekolah.mu adalah sebuah platform pembelajaran online yang pendirinya sama dengan Sekolah Cikal, Najeela Shihab. Adi merasa bekerja di perusahaan ini sangat cocok dengan dirinya sekarang; ia ingin berkontribusi di sektor edukasi online Indonesia terutama di masa pandemi. Sekarang ia bekerja sebagai seorang Performance Marketing yang bertanggung jawab untuk menangani kampanye Facebook dan Google Ads yang aktivitasnya didasarkan dengan hasil dari data. Adi bersama dua orang lainnya berperan dalam menangani aktivitas digital marketing untuk perusahaannya yang termasuk dini dan sangat dinamis.

Terima kasih sudah dibantuin banget di RevoU. Mulai dari belajar gatau apa-apa tentang digital marketing, sampai kita ngerti digital marketing, sampai kita bisa handle klien, sampai kita dibantuin cari kerja sampai latihan wawancara pun di bantuin. Jadi kayak end to endnya dibantuin terus sama RevoU
Cerita Alumni

Ivy Vilory

Ivy is Senior Content Marketing at RevoU. Graduated from Tourism study. She is a writer, video producer, and podcast host for both RevoU and on her own platforms. All the links: lynk.id/viloryivy ✨