Akbar Sahata—Instruktur RevoU | Senior Software Engineer di Pitik

Yuk kenalan lebih dekat sama Instructor Full Stack Software Engineer, Akbar Sahata. Senior Software Engineer handal yang punya passion besar untuk mengajar!

Ervina Desiviola
Ervina Desiviola

Table of Contents

Setelah menjelajah waktu menyusuri seluk beluk Software Engineering di Software Engineering Career Hub,

Yuk kita kenalan sama salah satu instructor Software Engineering, Akbar Sahata! 👋

Sekilas Tentang Akbar Sahata

Selama lebih dari 6 tahun, Akbar Sahata sudah berkecimpung di dunia Software Engineering di berbagai industri. Mulai dari edutech, adtech, hingga agritech tempatnya bekerja saat ini.

Sekarang, Akbar adalah seorang Senior Software Engineer di Pitik, startup agritech yang mendigitalisasi end-to-end poultry supply chain di Indonesia. Ia memulai karirnya di Pitik sejak tahun 2021.

Sebagai karyawan mula-mula, Akbar bertanggung jawab untuk menjaga Minimum Viable Product (MVP) dan menyusun sistem baru di Pitik.

Ia juga berkolaborasi dengan beberapa tim untuk mendigitalisasi aktivitas peternakan dan mengintegrasikannya dengan sistem Internet of Things (IoT) Pitik.

Selain itu, sebagai Senior Software Engineer, Akbar juga menjadi mentor untuk Junior Engineer di Pitik, memastikan semua project terlaksana sesuai timeline dan standard yang udah ditetapkan!

Taukah kamu?

Akbar memulai karirnya di Software Engineering sejak tahun 2016 dengan menjadi Junior Web Development Instructor!

Passion-nya terhadap mentoring dan berbagi ilmu kepada orang banyak masih terjaga sampai sekarang, loh. 🧑‍🏫

Akbar juga akan membimbing kamu di Software Engineering Program selama kamu belajar di RevoU!

Yuk, ngobrol bareng Akbar!


Gimana perjalanannya berkarir di Software Engineering?

Perjalanan saya bisa berkarir di bidang ini mungkin sama dengan kebanyakan Software Engineer lainnya, yaitu karena berkuliah di jurusan IT.

Namun, saya menjadi yakin untuk berkarir di dunia Software Engineering ketika saya menyelesaikan kerja praktek saya di PT. Karya Anak Bangsa.

Ketika itu, saya diminta membuat aplikasi web untuk menggantikan spreadsheet pendataan mitra Go-Life yang sudah sangat berat untuk dibuka di laptop.

Salah satu project ketika Akbar kerja praktek

Selama mengerjakan aplikasi tersebut, saya tidak hanya berkolaborasi dengan sesama Engineer, tapi juga dengan stakeholder lainnya.

Dari situ, saya menyadari bahwa menjadi Software Engineer berarti kita berperan dalam memberikan solusi untuk suatu masalah pada bisnis.

Saya suka problem solving, saya suka programming, dan saya temukan kedua hal itu ketika saya menjadi seorang Software Engineer!

Gimana keseharian Senior Software Engineer di Pitik?

Sebagai engineer, aktivitas saya memang lebih banyak dilakukan di code editor.

Mulai dari coding, bug fixing, hingga men-deploy pekerjaan saya ke server agar bisa digunakan oleh user Pitik.

Di Pitik, bisa kerja di mana aja!

Saya juga sering menulis technical document (techdoc)! 📝

Di Pitik, kami membiasakan untuk menulis techdoc sebelum mengerjakan sebuah fitur.

Fungsinya agar requirement dari tim product terdefinisi secara lengkap sehingga tidak ada requirement yang ketinggalan selama pekerjaan.

Selain itu, saya juga suka diminta untuk melakukan review terhadap pekerjaan teman-teman Engineer, berdiskusi dengan tim Product apabila butuh technical insight, dan berkolaborasi dengan tim Development, Security, and Operations (DevSecOps) agar Software Engineer dapat men-deliver pekerjaan secara lebih efisien.

Apa tantangan terbesar Software Engineer di Agritech?

The biggest challenge di bidang agritech, terutama poultry, yang pernah saya hadapi adalah ketika harus membuat API untuk memberikan laporan overview performa kandang beserta data historisnya.

Ini karena ada banyak sekali indikator-indikator yang perlu diperhatikan dan juga terminologi serta rumus perhitungan yang harus saya pahami.

Padahal, saya sangat awam dengan dunia peternakan ayam. 🐥

Salah satu project Software Engineer di Pitik

Gimana cara saya menangani hal tersebut?

Saya tidak langsung coding.

Melainkan, menjabarkannya terlebih dahulu dalam techdoc.

Saya percaya, “a problem clearly stated is a problem half done”!

Setelah selesai dengan dokumen tersebut dan menerima review dari rekan-rekan, baru saya memulai coding.

Mitos/Miskonsepsi Software Engineer?

Kebanyakan orang berpikir kalau untuk menjadi seorang Software Engineer itu harus memiliki kecerdasan yang tinggi, atau bahkan harus jenius.

Ini jelas-jelas salah! 🙅‍♂️

Karena bidang Software Engineering bisa dipelajari siapa saja dengan latar belakang pendidikan apapun.

Yang betul adalah ada banyak yang perlu dipelajari agar bisa menjadi seorang Software Engineer.

Saya juga ketika masih mahasiswa merasa overwhelmed dengan teknologi-teknologi yang perlu dikuasai. Tapi, itu karena saya tidak tahu struktur pembelajaran yang tepat.

Dan dari pengalaman saya mengajar, murid yang bisa lulus dan sukses bekerja menjadi Software Engineer adalah mereka yang memiliki kegigihan yang tinggi dan growth mindset. Jadi, kecerdasan bukanlah faktor satu-satunya!

Akbar sedang mengajar di bootcamp Software Engineering

3 Hal yang kamu harap bisa dipelajari di awal karir Software Engineer?

#1 Fundamental ilmu komputer

Memiliki fundamental yang kuat akan membuka kesempatan yang lebih luas untuk berkarir di dunia Software Engineering.

#2 Kemampuan menggunakan terminal Linux

Mampu menggunakan terminal di Linux dengan baik akan membuat kita lebih luwes ketika menjalankan software bikinan kita di Cloud.

#3 Public speaking

Dengan public speaking yang bagus, kita bisa mengomunikasikan apa yang kita kerjakan sehingga kita bisa berkolaborasi dengan banyak stakeholder!

Resources Software Engineer supaya up-to-date?

#1 Langganan Medium.com

Saya berlangganan di medium.com dan mem-follow topic serta publisher yang terkait dengan Software Engineering.

Cek 23 Active Software Engineering Publications on Medium.

#2 Install Panda 5, Pilih Tech News Feed

Selain itu, saya juga meng-install ekstensi browser Panda 5 dan memilih news feed dari beberapa sumber yang relevan dengan industri seperti HackerNews, TechCrunch, dan GitHub Explore.

Good Software Engineer vs Great Software Engineer?

Software Engineer yang hebat tidak hanya mampu menyelesaikan masalah dengan code yang dia tulis, tapi dia juga mampu mengkomunikasikannya ke orang banyak.

Selain code-nya yang rapi dan mudah dipahami, dia juga mampu menjelaskan pekerjaannya dalam dokumentasi ataupun secara lisan. Sehingga software yang dia buat memberikan impact yang positif bagi bisnis atau komunitas.

Apa tips praktis untuk yang tertarik berkarir di Software Engineering?

Jika masih benar-benar awam, cari sumber-sumber pembelajaran yang memiliki kurikulum yang jelas.

Beberapa sumber yang menurut saya bagus dan bisa diikuti secara gratis, seperti FreeCodeCamp atau kelas online CS50 dari Harvard University di edX.

Lalu, apabila sudah memiliki dasar-dasar Software Engineering dan ingin mengembangkan kemampuan praktis, bisa mencari referensi small projects yang bisa dikerjakan sendiri di Google atau Github.


Kamu masih bingung harus belajar mulai dari mana?

Belajar aja di Full Stack Software Engineering RevoU!

Di sini, kamu akan belajar Software Engineering dari nol dan terstruktur.

Diajarin sama para expert seperti Akbar dan instructor lainnya, sampai bisa berkarir jadi Software Engineer dalam 9 bulan!

Cara Kerja RevoU:

Kelas online dan interaktif, setiap Senin-Kamis (19.00-21.00 WIB) dan Sabtu (13.00-15.00 WIB) selama 6 bulan

Belajar dari instruktur terbaik di industri (seperti Akbar)

Pembinaan karir yang dipersonalisasi dengan sesi mentorship 1:1 melalui RevoU Next

Tergabung dalam komunitas untuk networking dan pengembangan karir

Job Guarantee up to 100%. Jika kamu sedang mencari pekerjaan dan tidak mendapatkannya di akhir program, kursus ini GRATIS!

Siap jadi Software Engineer bareng RevoU?

Yuk, daftarkan dirimu di RevoU Full Stack Software Engineering dan cek jadwal course mendatang di sini! 🚀

Instruktur

Ervina Desiviola

Ervina is a Content Writer Executive at RevoU. She loves to share some stories through writings. Drowning in thousands of books by developing Fierofea Books (NGO for book donations in Indonesia)!