Pengalaman para ‘Ibu’ Belajar Digital Marketing
Murid RevoU tidak terbatas lokasi, usia, latar belakang, bahkan status -- termasuk para Ibu. Kali ini, 3 orang ibu akan berbagi cerita tentang pengalamannya mengikuti program digital marketing di saat pandemi tahun 2020 ini.
Berkenalan dengan para ibu
Pertama adalah Fonda (31 tahun), alumni dari batch 2 dan ibu pertama yang bergabung dengan RevoU. Fonda memiliki dua orang putra yang saat ini berusia 6 dan 4 tahun. Sebelum terjun di dunia marketing, ia adalah seorang akuntan dan pernah bekerja di perusahaan big four Ernst and Young lalu juga sebagai finance di Unilever, sebelum akhirnya memilih untuk berhenti bekerja full time agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu di masa golden age anak-anaknya. Menjabat status sebagai ibu rumah tangga tidak memberhentikan Fonda untuk tetap mengaktualisasikan diri. Fonda, yang juga sempat bekerja sebagai freelance marketing di perusahaan asuransi, melihat ada peluang besar jika ia menguasai keterampilan digital marketing-- terutama untuk dirinya yang ingin bisa produktif dengan waktu yang fleksibel dari rumah bersama anak-anaknya.
Sesa dari batch 3 adalah ibu dari satu anak yang masih berusia 21 bulan. Spesialisasinya adalah di bidang Public Relation (PR) dan strategic communication. Ketertarikannya terhadap digital marketing mulai muncul ketika mengerjakan beberapa proyek yang salah satu indikator keberhasilannya adalah menjangkau audiens skala besar di ranah online. Di tahun 2019, ia berhenti bekerja penuh waktu agar bisa mengurus bayinya yang baru lahir. Ia memulai babak baru dalam karirnya bekerja sebagai freelance konsultan komunikasi independen, dan kemudian mengembangkan bisnis event bernama, Kolaku.co. Di masa ini Sesa semakin banyak menemukan pergeseran ke ranah digital dari permintaan kliennya. Karena pandemi yang melanda, akhirnya ia memutuskan untuk memanfaatkan waktu ini untuk belajar digital marketing, dengan harapan dapat memiliki skill yang dibutuhkan untuk beradaptasi di kebutuhan zaman ini.
Dari batch 4 adalah Bianca (35 tahun) yang masih menjalankan pembelajaran di RevoU sekarang. Bianca adalah single mom dari satu orang putri berusia 8 tahun. Selama 12 tahun, ia bekerja di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai Corporate Secretary & Communication, dan saat ini juga sebagai asisten pribadi dari President Director. Namun ada fakta menarik dibalik latar belakang pendidikannya, Bianca lulus sebagai Sarjana Desain Produk dari ITB. Bahkan ia memulai karirnya di Toyota sebagai mahasiswa magang bidang desain produk yang adalah passionnya. Bianca merasa perlu menguasai digital marketing supaya bisa menjadi partner diskusi yang seimbang dengan agensi. Namun, pertemuannya kembali dengan teman perkuliahan juga membuka matanya mengenai besarnya opportunity karir di industri digital yang sesuai dengan passionnya, seperti Digital Marketer, Content Developer, UI/UX Designer, dan lain sebagainya. Keinginan pun muncul untuk kembali ke jalur bidang kreatif yang ia sukai, dan Bianca juga membuka dirinya akan kemungkinan berpindah karir ke industri teknologi dan digital, mengikuti tren perkembangan zaman.
Life at RevoU
Bagi Sesa, kurikulum full-stack digital marketing yang diberikan sangat membantunya untuk memahami konsep digital marketing dengan komprehensif dalam jangka waktu yang cukup singkat. Ia juga belajar bahwa dunia digital marketing ternyata sangat luas, ada spesialisasi yang berhubungan dengan data dan angka maupun yang juga menuntut kreatifitas. Bahkan, dalam content marketing ada keterampilan yang dinamakan digital PR yang ternyata sangat relevan dengan pekerjaannya yang sekarang.
Fonda juga merasa bahwa networking yang dia dapatkan merupakan poin plus yang tidak disangka sebelumnya. Ia merasa senang memiliki teman baru yang memiliki passion yang sama, yang juga dapat menjadi partner untuk kolaborasi proyek ke depannya. Tidak hanya itu, sekarang Fonda juga memiliki relasi yang baik dengan para instruktur yang bekerja di berbagai startup ternama seperti Tokopedia, Bukalapak, GoJek, Grab, dan Traveloka.
Mau tanya tentang SEO, bisa as simple as chat Mas Ilman, atau kalau tentang media sosial kontak Mas Radhit. Kita bangun relasi yang baik dengan mereka, jadi mereka kenal baik sama kita - Fonda (4/11/20)
Bianca yang pada awalnya lebih menguasai bidang konten ternyata juga menemukan kesukaan di bidang performance marketing. Melalui group project, ia dapat mempraktikan langsung ilmu terkait Facebook dan Google ads di proyek dengan budget yang riil bersama 5 orang lainnya. Bianca ternyata menyukai strategi marketing ini karena hasilnya dapat terlacak dan dapat diketahui secara real-time, sehingga ia menerima insight langsung dari data lapangan dan dapat melakukan berbagai langkah optimasi dengan kemampuan strategic dan analytical thinking yang dimilikinya. Sebagai project manager, ia juga dapat merasakan pengalaman mengelola sebuah tim digital marketing selayaknya di sebuah divisi perusahaan berbasis digital-- sesuatu yang memang ia inginkan.
Time management para Ibu
Pengalaman mereka belajar di RevoU berkesan, tapi sekaligus menantang.
Hal terutama yang menjadi kekhawatiran para ibu adalah time management. Sudah pasti dengan bertambahnya komitmen baru, harus ada waktu yang dikorbankan. Ini adalah berbagai pengalaman dari masing-masing ibu:
Fonda : “Kalau aku akhirnya berubah alokasi waktu, dari yang tadinya main sama ngajarin mereka malam diganti jadi siang karena jam 7 sampai 9 malam harus belajar ikut kelas. Terus karena waktu terbatas, kita harus fokus pada momen itu misalnya pas nidurin anak ajak ngobrol quality time. Biasanya setelah itu kita juga lanjut tidur, tapi ini harus bangun lagi lanjut ngerjain tugas. Kerja keras memang modal utamanya.”
Sesa : “Lumayan hectic banget, apalagi pas Covid daycare enggak selalu available. Akhirnya aku dan suami gantian jaga bayi, urus rumah, dan kerja karena di rumah juga enggak ada ART. Bersyukur banget punya suami yang enggak cuman suportif tapi beneran bantuin, sampai dia juga sering masak. Yang paling dikorbankan akhirnya waktu tidur. Biasanya siang hari dipakai buat sama keluarga dan ambil beberapa jam di sela-sela untuk pekerjaan. Lalu malamnya, bahkan sampai lewat tengah malam itu untuk lanjut pekerjaan dan tugas RevoU.”
Bianca : “Kalau saya sebenarnya jam biologis sudah terbiasa malam, apalagi dulu kuliah di bidang desain. Pas awal sebenarnya sempat capek sekali, karena juga ada kerjaan kantor full time yang juga sering sampai malam. Tapi saya juga pikir 'Tahan!', hanya 6 bulan kok prosesnya. Biasanya mulai urus tentang RevoU malam, habis anak tidur sekitar jam 11-12. Beruntung juga tim saya juga bisa diajak kerja sama jadi bisa ada delegasi tugas. Setiap pagi juga saya rutin menanyakan progress dari masing-masing orang.”
Ketiganya setuju bahwa pada masa-masa awal, akan dibutuhkan adaptasi dan "ada harga yang musti dibayar" baik dalam hal waktu bersama keluarga, waktu untuk bersantai atau bersosialisasi, dan yang paling umum adalah waktu tidur. Namun, masing-masing menyatakan bahwa mereka sudah memperhitungkan peluang dan resikonya sehingga mereka tetap setia untuk menjalani komitmennya. Mereka yakin bahwa pada akhirnya ini adalah untuk kebaikan sendiri maupun keluarga.
Kuncinya adalah semua itu harus in the moment. Kita harus bikin schedule, hari ini mau ngapain saja. Waktu kerja, kelas, sama anak, bahkan waktu kosong bersantai juga dijadwalkan dan harus in the moment - Bianca (4/11/20)
Tips untuk para ibu calon murid RevoU
Tips pertama yang ditekankan adalah komunikasi– baik kepada keluarga maupun teman kelompok. Fonda misalkan membiasakan diri untuk menceritakan secara detail kegiatannya kepada suami, misalkan alasan ia harus zoom call sampai malam adalah karena untuk group project. Atau Bianca juga seringkali mengajak putrinya berdiskusi bahkan menunjukkan hasil karyanya dalam proyek RevoU, sampai putrinya kerap kali menanyakan "Susah enggak ma?". Berkomunikasi secara terbuka kepada pihak keluarga dapat membantu mereka untuk memahami alasan atas perubahan yang terjadi, bahkan bisa turut merasa terlibat dalam proses tersebut. Hal yang sama juga berlaku ketika berkomunikasi dengan tim. Sesa selalu berusaha memaksimalkan bagian yang menjadi pekerjaannya, terlepas dari tantangan yang dihadapinya di rumah.
Menurutku, segala sesuatu itu enggak kaku, selalu ada yang bisa dinegosiasikan. Misalnya, ketika enggak bisa ikut rapat karena ada keperluan dengan keluarga, aku akan terbuka bilang di awal dan akan mengupayakan bantu di bagian lain - Sesa (6/11/20)
Kedua, Fonda juga memiliki pesan untuk tidak perlu khawatir tentang tidak bisa mengejar pelajaran. Fonda bercerita bahwa dulu ia tidak terlalu pandai dalam menggunakan teknologi, atau bahasa umumnya gaptek. Namun, kekurangannya di awal ini justru menjadi faktor pendorong yang memotivasinya untuk belajar lebih ekstra dengan bertanya ke instruktur, bertanya ke teman kelompok, mencari tahu lewat google sampai akhirnya ia dapat menguasai berbagai macam platform seperti Google Analytics, Google Ads, Facebook Ads Manager, dan lainnya. Ia menemukan bahwa memiliki keterampilan baru adalah tentang kemauan untuk belajar dan terbiasa. Ditambah lagi, ketika seorang digital marketer memiliki pemahaman yang holistik tentang tujuan bisnis dan konsep garis besar marketing seperti yang diajari di RevoU, maka keterampilan teknis di berbagai platform tersebut akan mudah dipahami.
Terakhir, mereka juga berpesan untuk tidak lupa memiliki waktu untuk “Me Time” agar tetap menjaga kebahagiaan pribadi. Fonda dan Bianca menyarankan untuk berolahraga, karena secara ilmiah juga sudah terbukti bahwa mengeluarkan hormon bahagia yaitu endorphin. Jika kurang cocok, Fonda merekomendasikan untuk membaca buku atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Bianca memiliki trik lain, yaitu untuk bekerja dengan berpindah tempat agar merasakan atmosfer yang berbeda dan memberikan reward kepada diri sendiri saat berhasil menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, seperti nonton atau bersepeda. Kalau Sesa senang meluangkan waktu di hari minggu hanya untuk bersantai. Baginya punya partner yang mendukung dan bisa diajak berdiskusi santai selepas kerja juga membantu dirinya untuk recharge.