Belajar Digital Marketing di Usia 15 Tahun
Di tahun ini, usia Humaira akan menginjak 15 tahun. Ia adalah murid termuda yang belajar dan lulus dari program Full-Stack Digital Marketing RevoU.
Di tengah pandemi tahun 2020, ketika semua pembelajaran sekolah berubah menjadi online learning, Humaira adalah salah satu siswa yang terjebak perpindahan antara SMP ke SMA. Situasi yang unik ini justru membawa perspektif baru yang menjadi pertimbangan bagi orang tua-nya.
Akhirnya keluarga Humaira memutuskan agar Humaira mengambil homeschooling-- yakni metode belajar mengajar yang dilakukan di rumah. Konsiderasinya agar Humaira bisa belajar lebih banyak karena tidak perlu mengikuti jadwal sekolah formal.
Kata Bapak, ‘Apa sih interest adek nanti? Kita ikutin aja. Pingin belajar apa? Kita ikutin aja.’ - Humaira
Karena waktu luangnya, Humaira juga dipercaya mengelola media sosial untuk beberapa usaha yang dimiliki abangnya: sekolah Taman Kanak-kanak (TK), bisnis laundry, dan bisnis salad.
Sampai suatu saat, abangnya menemukan iklan RevoU di instagram dan menawarkan Humaira untuk ikut program ini.
“Sebelumnya kita memang suka ikut webinar, tapi tentang media sosial aja. Abang bilang dari pada kita ikut dari tempat yang beda-beda… Kenapa kita gak ikut ini (RevoU) yang lengkap langsung 6 bulan” - Humaira
Akhirnya sebagai bagian dari eksplorasi diri sekaligus untuk mengembangkan bisnis keluarga, Humaira mengikuti program Full-Stack Digital Marketing Batch 5 dengan dukungan penuh dari keluarganya.
“Abis RevoU, (harapannya) Humaira bakal nambah wawasan digital marketing. Itu kehidupan anak2 masa sekarang ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi Humaira”, pesan dari Ibu Humaira.
Menjadi Murid Termuda di RevoU
Digital marketing adalah dunia yang baru bagi Humaira.
“Worth it banget! Karena RevoU ini selama 3 bulan ini yg didapatkan sebanyak itu, meskipun kurikulum susah. Apalagi ada (RevoU) Labs sekarang. Instruktur juga banyak yang bantu.” - Humaira
Namun, bukan berarti perjalanannya tanpa tantangan.
Di minggu-minggu awal, Humaira mengakui bahwa ia kesulitan untuk mengejar lecture dan mengerjakan tugas pribadi. Ia sampai harus mengerjakan alternative assignment.
(Di RevoU, student diberikan tugas pribadi dan proyek kelompok. Jika tugas pribadi tidak lulus di percobaan pertama, maka mereka akan diberikan alternative assignment).
Awalnya Humaira sempat berasumsi bahwa ini karena usianya yang 15 tahun. Namun, di sebuah sharing session yang diadakan oleh Razi, co-founder dari RevoU, ia menyadari bahwa banyak yang punya masalah seperti dirinya.
“Di sesi itu bebas semua cerita tentang apa aja. Boleh tanya, boleh curhat. Ternyata banyak yang punya masalah kayak aku. Bukan masalah umur, emang karena susah aja. Ada juga yang cerita sampai dia nangis.. Oh ternyata bukan aku sendiri.” - Humaira
Kekhawatiran Humaira yang lain adalah ia sempat takut dikucilkan, karena alasan dia masih muda dibanding rekan tim-nya yang lain.
“Awalnya aku malu-malu gitu kan. Nah, terus di form feedback (untuk aku) ada yang bilang aku tuh terlalu pasif. Pas pertama baca sempet sedih. Tapi apa yang dikasih di form feedback selalu aku catet. Minggu berikutnya, aku mulai ngomong apa yang kepikiran dan gak aku tahan-tahan lagi. Akhirnya, timku jadi lihat ‘wah dia mau belajar nih dan mau kontribusi’. Akhirnya, aku terus diajakin dan dikasih tanggung jawab lebih di group project.” - Humaira
Justru ketika ditanya apa yang paling dia senangi dari program ini, Humaira menjawab group project. Ia senang karena ada teman diskusi yang baik, asik dan mau saling membantu. Mereka tidak memandang Humaira sebelah mata meskipun masih lebih muda.
Seiring berjalannya waktu dan proses, Humaira menjadi semakin percaya diri dan ini menjadi salah satu modal utama-nya sampai menyelesaikan program.
Tips belajar di RevoU ala Humaira
Dari tantangan yang dihadapi sebagai seorang remaja yang mengikuti program digital marketing, pengalaman Humaira juga bisa menjadi pembelajaran bagi teman-teman yang sedang menjalani maupun akan menjalani program ini:
#1 Tonton kembali recording
Ketika Humaira kesulitan untuk menangkap semua materi saat 2 jam di kelas, ia sering menonton ulang recording dari kelas tersebut agar semakin mengerti.
#2 Diskusi kelompok
Kelompok Humaira juga sering membuka forum diskusi diluar jadwal yang ditentukan RevoU. Humaira suka menanyakan hal yang dia kurang pahami, dan turut membantu jika ada teman lain yang kurang paham.
#3 Berani tanya pada mentor atau siapa pun
Di awal Humaira sempat takut bertanya. Namun ketika dia sadar bahwa bukan hanya dia yang kesulitan dalam mengerjakan assignment, maka Humaira tidak segan bertanya pada alumni mentor-nya yaitu Veronika. Menurutnya, mentor ini sangat membantu karena sudah dapat pengalaman di batch lalu. “Kalo dia bisa ngebantu, kenapa kita sia-siain”, kata Humaira.
#4 Improve berdasarkan feedback form
Setiap mendapat feedback form, Humaira selalu mencatat: apa yang perlu ditingkatkan, apa yang sudah bagus, dan apa yang tidak boleh dilakukan lagi. Masukan dari rekan sekelompoknya menjadi dorongan agar ia semakin berkembang secara pribadi dan softskill.
#5 Bergaul tanpa batas usia
“Jangan ngasingin diri. Asikin aja, ajak ngobrol. Kalau ada ide ngomong aja. Seiring waktu akan tambah dekat dan semakin santai”, kata Humaira.
Perbedaan Sekolah Konvensional dan Sekolah Digital Marketing
Saat menjalani program dari Januari-April 2021, Humaira sedang menjadi siswa SMA yang belajar pelajaran sekolah konvensional dan siswa RevoU yang belajar digital marketing. Menurutnya ada perbedaan dan kesamaan.
“Beda-nya, belajar di RevoU gini ada demo-nya. Bisa kulik lagi tools-nya (banyak praktik) dan interaktif juga. Kalau aku ada ga paham, kadang ada juga orang lain yang nanya mewakili pertanyaan aku. Kalau belajar formal, biasa abis belajar udah. Kalau miripnya, sekarang semua lagi sama-sama online”
Life after RevoU
Saat ini Humaira sedang menjalankan program Labs di RevoU, mendalami sosial media sebagai bidang spesialisasinya bersama Radhitia, Social Media Lead di Tokopedia.
Hal yang ia pelajari selama program juga sudah mulai diterapkan ke bisnis abangnya, sesuai dengan tujuan-nya di awal. Bukan hanya sosial media, namun juga dalam membaca analytics atau mengaplikasikan ads (iklan).
“Karena aku belajar di RevoU, misalnya kita mau bikin campaign di lungi fresh, jadi lebih enak ngobrolnya sama abang karena insight aku udah lebih banyak. Aku bisa bilang, ‘kenapa ga kayak gini bang?’ Jadi lebih ngebantu, aku juga jadi lebih senang.” - Humaira
Jika ditanya apakah cita-cita-nya sekarang menjadi seorang Digital Marketer? Jawaban jujur Humaira adalah belum tahu.
Namun, pengalaman di RevoU membuka pemikiran Humaira tentang kesempatan yang bisa ia raih di era industri 4.0 ini. Ia tetap ingin mengeksplorasi ketertarikannya yang lain di usia yang sangat muda ini.
Tapi, digital marketing tetap menjadi salah satu di daftar pilihannya karena ternyata Humaira menyukainya.
“(Kalau kamu) ada tertarik ke digital marketing, ikutan aja. Berani aja mulai meskipun masih muda. Jangan malu sama umur. Belum tentu kamu yang paling ga bisa, jadi ga perlu insecure. Semua sama-sama baru belajar kok. Kalau punya banyak waktu, kenapa ga dipake?” - Humaira
Serempak dengan putri-nya, Ibu Humaira-pun berpendapat demikian:
“Kami ingin Humaira mandiri, kreatif, dan cepat dewasa dalam menghadapi kehidupan milenial masa kini-- dari umurnya yang baru seumur bawang. Kalau bisa sekarang, kenapa nunggu nanti ya.” - Ibu Humaira