Pelajaran Karir - Kevin Aluwi (Co-Founder Gojek)
Kevin Aluwi, Co-Founder Gojek membagikan pelajaran kariernya dari sebelum mendirikan Gojek hingga Gojek dapat berkembang pesat di Indonesia.
Rangkuman Diskusi:
Kalau kamu cuma punya beberapa menit untuk belajar dari Kevin Aluwi (Co Founder Gojek), berikut 5 hal utama yang bisa kamu ambil dari obrolan RevoU dengan Kevin.
- Pilih pekerjaan yang benar-benar kamu suka, bukan cuma ikutan trend. Coba refleksikan pekerjaan sekarang. Apa kamu suka dan enjoy? Seberapa baik performamu? Kalau uang, gengsi, dan pengakuan bukan jadi suatu alasan utama—apa yang sangat ingin kamu lakukan?
- Alokasikan waktu untuk belajar hal baru. Buat belajar hal yang baru dalam waktu singkat, pakai framework ini: 1) Pahami objektifnya, 2) Lihat dari sudut pandang yang berbeda, 3) Tanya ke orang lain yang lebih paham.
- Berani bereksperimen berdasarkan data. Berani memberikan hipotesis dan dibantah oleh data, lalu memperbaiki strateginya berdasarkan data. Berani mencoba sendiri dulu (meskipun gagal) lebih baik daripada langsung menanyakannya ke orang lain. Hal ini juga akan membuat pertanyaanmu lebih dalam/berkualitas!
- Punya high ownership & grit. Keduanya ini bekal utama saat kamu bekerja (khususnya di tech companies). High ownership & grit dapat dilihat dari passion seseorang maupun ditanyakan saat interview—terkait tantangan dan kegagalan yang pernah dialami.
- Latih growth mindset. Perkembangan identik dengan rasa tidak nyaman. Selalu tanyakan ke diri sendiri, "Bagaimana cara agar aku terus berkembang?"
Di awal Januari 2023, 1.500+ murid RevoU berkesempatan untuk berdiskusi soal karier dengan Kevin Aluwi, Co-Founder Gojek, yang dimoderatori oleh Matteo Sutto (CEO RevoU).
Perjalanan karier Kevin menjadi salah satu penggagas utama Gojek—dari yang hanya awalnya call center hingga sekarang menjadi perusahaan teknologi terbesar di Indonesia—banyak memberikan pelajaran karier dan inspirasi untuk murid-murid RevoU.
Berikut pelajaran karier Kevin Aluwi yang bisa kamu jadikan inspirasi!
Pelajaran #1 - Pilih Kerjaan yang Benar-benar Kamu Suka (Bukan Cuma Ikutan Trend)
“I did some very basic scripting on MS-DOS at the time. I've been playing video games since I was three years old. and so I've always been really really really into technology. I wish I kind of leaned into that instead of going for what’s hot that time or chasing things like prestige or money in the short-term,” Kevin Aluwi.
Kevin Aluwi memulai perjalanan kariernya tidak lama setelah terjadi krisis ekonomi tahun 2008. Saat itu, banyak perusahaan investasi dan bank yang terdampak. Banyak orang yang terkena layoff dan perusahaan melakukan hiring freeze.
Sebagai lulusan Ekonomi (Corporate Finance), Kevin akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai Analyst di perusahaan investasi pada tahun 2009.
Sayangnya, Kevin merasa tidak cocok dan tidak senang dengan pekerjaan tersebut.
Kalau kamu sedang ada di posisi: 1) Tidak suka/senang dengan pekerjaan sekarang, 2) Terus-menerus tidak perform dengan baik di kerjaan, coba dengar baik-baik suara hatimu!
Bagi Kevin, teknologi selalu menjadi passionnya sejak kecil.
Memang, ekonomi saat itu sangat trending, tapi sebenarnya Kevin selalu suka dan mengikuti teknologi.
Ini menjadi titik baliknya untuk mengejar karier di industri teknologi.
Pelajaran #2 - Alokasikan Waktu untuk Belajar Hal Baru
Sebagai Co-Founder Gojek, Kevin memimpin berbagai macam departemen: Product Management, Data, HR, Marketing, Finance, dan lain-lain.
Berbagai departemen tersebut tidak semuanya dikuasai Kevin. Tapi, ia tetap harus belajar memahaminya.
Ini cara Kevin belajar menguasai hal-hal yang baru:
- Pahami tujuan/objektifnya.
Misalnya, tujuan utama perusahaan adalah memberikan produk/jasa terbaik ke customer.
Lalu, tanya apa hal yang dibutuhkan sebelum bisa memberikan produk/jasa yang terbaik? Posisi seperti apa yang bisa membantu perusahaan untuk memberikan produk/jasa terbaik? Marketing, misalnya. - Lihat dari sudut pandang yang berbeda.
Misalnya, ada 2 sudut pandang tentang Marketing: 1) Branding (mendapatkan exposure dan relevansi maksimum), 2) Kreativitas (memorable imagery, catchy stuff, dan lain-lain). - Tanya ke orang lain yang lebih paham bidang tersebut, untuk mendapatkan sudut pandang dan strategi lainnya.
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik agar kamu bisa belajar sedalam dan seluas mungkin dari orang tersebut. Harapannya, kamu juga bisa membangun hubungan baik dengan orang tersebut; baik merekrutnya ke dalam tim ataupun menjadikannya mentormu.
Pelajaran #3 - Berani Bereksperimen Berdasarkan Data
“Having the experience of actually doing my own research, trying it out, failing, or not succeeding, would probably be a lot better than just kind of always looking for too much guidance,” Kevin Aluwi.
Menurut Kevin, ciri-ciri perusahaan dan seseorang yang mengambil keputusan berdasarkan data adalah:
- Berani bereksperimen. Berani memberikan hipotesis dan dibantah oleh data, lalu memperbaiki strategi berdasarkan data yang ada.
- Mengomunikasikan inisiatif dengan jelas. Tidak hanya bisa menjawab pertanyaan, “Kenapa melakukan inisiatif tersebut?”, “Apa yang bisa dipelajari dari eksperimen yang ada?” Tapi, lebih mendalam seperti: hipotesis awal seperti apa? Bagian apa yang dieksperimen? Apa yang berhasil & tidak berhasil, kenapa? Apa langkah selanjutnya?
Berani bereksperimen juga menjadi salah satu pelajaran Kevin Aluwi di awal kariernya, dimana ia suka bertanya banyak hal.
Bukan berarti tidak boleh bertanya, tapi Kevin menegaskan bahwa kita sebaiknya mencoba untuk mencari tahu sendiri dulu sebelum bertanya. Karena pada dasarnya, banyak informasi yang tersedia dan sangat mudah dicari di internet.
Selain itu, ketika sudah melakukan eksperimen sendiri, kita bisa menanyakan pertanyaan yang lebih dalam/berkualitas.
Pelajaran #4 - Punya High Ownership & Grit
Sebagai pemimpin, Kevin melihat bahwa high ownership dan grit selalu dimiliki oleh kebanyakan orang-orang yang performanya sangat baik di perusahaan.
Kevin menggambarkan high ownership seperti orang-orang yang akan bilang, “Hey, ini adalah masalah. Aku/Timku akan menyelesaikan masalahnya”. Bukan yang hanya berbicara tapi tidak ada aksinya.
Sedangkan grit adalah kemampuan untuk terus bertahan sekalipun ada tantangan.
Ketika bekerja di startup, ada banyak hal yang tidak terlalu jelas/ambigu atau tidak berjalan dengan lancar. Maka, dibutuhkan grit agar kamu tidak mudah menyerah atau frustasi.
Bagaimana caranya Kevin menguji high ownership dan grit seseorang?
- Dilihat dari passionnya. Orang tersebut bukan bekerja untuk uang, jabatan, pengakuan, tapi motivasinya dari dalam diri.
- Ditanyakan saat interview. Tantangan terbesar yang pernah dilalui? Kegagalan yang pernah dialami? Apa yang membuatmu terus berjuang menghadapi tantangan itu? Dari pertanyaan ini, akan dilihat seberapa banyak hal yang dilakukan dari awal hingga selesai.
Pelajaran #5 - Latih Growth Mindset
“I hope none of you ever feel like you’re the smartest person in the room. If you are the smartest person in the room, you’re probably not in a good room. So, you should always feel uncomfortable, and being comfortable in that lack of comfort is a really important ability for you to continue growing,” Kevin Aluwi.
Pertumbuhan/perkembangan seringkali rasanya tidak nyaman. Jadi, kalau kamu merasa selalu baik-baik aja, coba cek! Bisa jadi, kamu gak berkembang.
Karena ketika kamu berkembang, kamu bisa membuat banyak kesalahan, mengubah pendekatanmu terhadap sesuatu, dan mendapatkan pelajaran-pelajaran baru.
Menurutnya, kuncinya adalah selalu menanyakan, “Bagaimana cara agar aku terus berkembang?”
Nantinya, lama-kelamaan pertanyaan ini akan menjadi kebiasaan yang bagus untuk mengembangkan kariermu.
Nah, itu dia 5 pelajaran karier Kevin Aluwi yang bisa kamu terapin di jenjang karier apapun.
Semangat, buat kamu yang lagi meniti karier! 💪
RevoU - The Journal Newsletter
Join the newsletter to receive the latest updates in your inbox.