5 Panduan Praktis Memilih Perusahaan yang Cocok untuk Kamu—Tips dari Alumni RevoU

Di artikel ini, kamu bisa membaca panduan praktis untuk memilih perusahaan yang cocok, bahkan sebelum terima offering!

Ervina Desiviola
Ervina Desiviola

Table of Contents

Mungkin, kamu pernah ngerasa..

Kok susah ya, dapat kerja yang cocok sama aku?

Sekalinya dapat, eh kok malah bodong!?

Mana ketauannya pas udah mulai kerja... 😭😭😭

Tapi, taukah kamu?

Dengan melakukan sedikit riset dan nanya-nanya ke orang lain aja, kamu sebenernya bisa cari tau apakah suatu perusahaan cocok sama kamu atau gak—sebelum kamu terima offering dari mereka!

Gimana caranya?

Ikutin aja 5 panduan praktis memilih company yang cocok dari 4 alumni RevoU ini!


Panduan #1 - To Do List Sebelum Melamar Kerja

Menurut Career Coach RevoU, Calvin Utomo, di Strategi Praktis Makin Dilirik Rekruter, salah satu kesalahan yang sering dilakukan pelamar kerja adalah: lamar sporadis. Alias, lamar ke mana aja!

Karena HR bisa merasa pelamar tersebut gak ada tujuan, dan semua lamarannya bisa ditolak.

Nah loh, baru mulai aja udah dikasih tips biar gak di-blacklist HR!

Kalau gak boleh lamar sporadis, harus gimana dong?

Ya, lamar kerja dengan lebih selektif!

"Ketika kita selektif memilih pekerjaan, maka kita juga akan menemukan task pekerjaan yang sesuai dengan background kita sehingga ini akan meningkatkan kepuasan serta dapat tercapainya kesuksesan pada karir.

Kalian akan merasakan benefit seperti less stress, brief yang jelas dari atasan, lingkungan kerja yang kondusif dan kepuasan bekerja yang tinggi saat kalian bisa menemukan perusahaan yang sesuai dengan kalian," kata Vivin Kartika Sari, Performance Marketing di Repro.

Tapi ada kalanya, mungkin kamu butuh untuk lamar secara sporadis. Contoh ekstrimnya, gak ada yang biayain hidup saat ini.

Nah, kalau kebutuhan jangka pendek masih bisa terpenuhi, kamu bisa melamar lebih selektif. Kayak yang dibilang Putu!

The war means nothing when you die in the battle.

Kalau kebutuhan jangka pendek masih bisa terpenuhi, baru deh lebih selektif dari mulai pilih role sampai perusahaan yang sekiranya sesuai untuk visi diri sendiri dalam jangka panjang," kata Putu Teguh Dharmawijaya, Senior Performance Marketing di Bukalapak.

Hal yang perlu diperhatikan untuk melamar kerja lebih selektif

Berikut 4 hal utama yang perlu diperhatikan untuk melamar kerja lebih selektif:

#1 Job description

Apa skills tersebut benar-benar kamu kuasai? Apa pekerjaan tersebut kamu sukai? Hal ini dilakukan supaya kamu gak buang-buang banyak waktu interview di pekerjaan yang sebenernya gak kamu suka. Interview juga menguras energi, loh!

#2 Bidang/industri yang kamu minati

Misalnya, kamu tuh skincare junkie dan passion banget soal dunia per-skincare-an. Maka, kamu lebih cocok daftar kerja di perusahaan skincare daripada di perusahaan gaming atau trading yang kamu gak minat sama sekali.

Buat yang masih bingung minat kamu di bidang apa, bisa baca Panduan Mengetahui Minat Diri Sendiri.

#3 Profil & value perusahaan

Apa value-nya sama dengan value kamu? Udah cucok sama benefit yang ditawarin sama perusahaan? Apa kamu suka dengan cara kerja team yang akan kamu lamar? Ini bisa kamu cek di website perusahaan maupun di LinkedIn, ya!

#4 Pastikan bukan lowongan pekerjaan bodong

Jangan lupa untuk selalu double check dengan perusahaan yang kamu lamar. Gunakan job portal terpercaya yang udah pasti aman, seperti LinkedIn, Glints, Jobstreet, Glassdoor, JobsDB, dan lain-lain.

🚩 Cek contoh-contoh lowongan pekerjaan bodong di sini! 👇

Panduan #2 - Mengetahui Kecocokan Berdasarkan Minat

Pernah merasa kebingungan saat cari-cari kerja dan akhirnya melamar ke mana aja?

Erisa Nur A., Marketing Campaign di HappyFresh, juga pernah ngerasain hal yang sama!

Dan akhirnya, Erisa pun coba melamar pekerjaan yang sesuai dengan minatnya!

"Ada saatnya aku menyadari bahwa lebih baik kita mencari pekerjaan yang fokus pada passion dan skills yang kita miliki. Inget ya temen-temen, semua yang dikerjakan sesuai minat akan lebih nyaman untuk dilakukan!" kata Erisa.

Cara Mengetahui Minat Diri Sendiri

Eh tapi, kalau gak tau minat sendiri, gimana? 😭

Tenang, Putu punya tips nih!

Praktisnya, kamu bisa refleksi ke diri sendiri dari pengalaman kerja sebelumnya atau di masa sekolah/kuliah:
1. Apa hal-hal yang kamu suka atau enjoy pas ngejalaninnya?
2. Apa hal-hal yang kamu gak suka atau gak enjoy pas ngejalaninnya?
3. Ada gak ya posisi dan/atau perusahaan yang bikin kamu ngejalanin lebih banyak hal yang kamu suka dan lebih sedikit hal yang kamu gak suka?

"Contohnya, kalau kamu orangnya kreatif dan ngikutin banget sama trend kekinian tapi gak enjoy ketemu dengan banyak orang mungkin banyakin lamar jadi posisi marketing bukan ke sales," lanjut Putu.

Selain tau apa yang kamu suka, Erisa juga bilang kalau tau rencana kariermu, khususnya goal terbesar dalam hidup juga penting, loh!

Cara Mengetahui Kecocokan Minat dengan Perusahaan

Berikut 5 hal yang dilakukan keempat alumni untuk menentukan kecocokan perusahaan dari minat:

#1 Baca kualifikasi lowongan kerja

Highlight kata kunci yang ada di Job Description atau Requirements. Apa sesuai dengan yang kamu suka? Pernah punya pengalaman serupa di organisasi/kerjaan sebelumnya? Kalau 70-80% dari kualifikasinya sesuai dengan kamu, berarti cocok!

Contoh Requirements lowongan Admission Counselor RevoU

#2 Baca halaman Karir atau "About Us" di website atau sosial media perusahaan, cek value dan culture di perusahaan tersebut.

#3 Tanyakan hal yang kamu mau tau saat interview. Bisa tentang career development, kenaikan salary/grade, program self-development, dan lain-lain.

#4 Riset benefit yang ditawarkan. Baik itu gaji ataupun benefit lainnya, lebih baik untuk di-Googling juga, ya! Supaya bisa seleksi benefit yang sesuai denganmu dan gak salah matok gaji!

Biasanya, benefit yang ditawarkan sudah tercantum dalam lowongan kerja. Kalau belum ada, bisa kamu cek di halaman Karir ataupun ditanyakan saat interview.

Contoh salah satu benefit lowongan Admission Counselor RevoU

#5 Pahami business model perusahaan dan bagaimana cara mendapatkan revenue-nya. Apa aja produk/jasanya? Gimana cara memasarkannya? Apa yang bikin perusahaan tersebut unik dibanding yang lainnya?

Hal-hal ini bisa jadi refleksi untuk kamu. Kalau nanti kamu kerja di sana, apakah kamu senang berkontribusi untuk kembangin perusahaannya?

Panduan #3 - Mengetahui Kecocokan Berdasarkan Culture Perusahaan

Hal yang perlu kamu perhatikan untuk tau tentang culture perusahaan adalah:

  1. Rekan kerjamu nanti, khususnya manager. Perhatikan gimana cara mereka mengapresiasi dan mengomunikasikan sesuatu. Apa terbuka dan jujur? Apa mereka menghargai achievement yang dilakukan rekan kerjanya?
  2. Lingkungan kerja. Apa lingkungannya produktif dan suportif?

Lalu, gimana cara untuk tau culture perusahaan?

#1 Baca visi-misi dan value perusahaan

Biasanya, ini ada di website perusahaan di bagian "About Us".

"Jika ada yang kamu tidak mengerti, kamu bisa tanyakan kepada HR pada saat proses interview.

Atau kalau belum sampai fase interview, kamu bisa connect dengan beberapa karyawan di perusahaan tersebut melalui LinkedIn, dan tanya kepada mereka culture perusahaan di sana," kata Robi.

#2 Riset dari LinkedIn, Glassdoor, atau sosial media lainnya

"Biasanya aku do research lewat LinkedIn, Glassdoor, Jobstreet, dan lain-lain.

Di situ, kalian bakal banyak nemuin ulasan yang ditulis sejujur-jujurnya sama karyawan ataupun mantan karyawan karena rata-rata anonim jadi udah yakin asli. Ya, 80% mungkin, tapi tetap bijak dalam menilai," kata Erisa.

Ada tips lainnya juga dari Putu, "tinggal filter posisi yang sesuai dan paling baru bisa banget kok ngasih gambaran yang sesuai."

Explore Companies dari GlassDoor

Selain itu, kamu juga bisa lihat 65 Happiness Index Perusahaan Indonesia dari RevoU yang selalu update setiap 3 bulan, loh!

#3 Tanya teman yang pernah kerja di perusahaan itu

"Selain itu, bisa juga tanya sama temen-temen yang pernah kerja di perusahaan tersebut, apakah kerja di perusahaan tersebut recommended atau gak. Hal ini bisa buat pertimbangan kamu untuk memilih tempat kerja," kata Erisa.

#4 Lihat siapa aja yang akan jadi team-mu nanti

Menurut Vivin, "yang paling utama, aku selalu lihat siapa aja orang-orang yang akan menjadi teamku nantinya, biasanya aku bisa lihat berapa lama mereka udah bekerja disana.

Dari situ aku bisa tau, apakah orang-orang yang bekerja di sana betah atau tidak bekerja di perusahaan tersebut."

Kalau udah di fase wawancara, kamu bisa langsung ngobrol sama user yang akan kerja bareng kamu!

Jadi, "bisa banget observasi orangnya kayak gimana atau langsung aja tanya orang-orang di team kayak gimana," kata Putu.

#5 Tanya teman yang kerja di perusahaan kompetitor

"Bisa juga connect dengan karyawan yang sudah menjadi alumni atau yang bekerja sebagai kompetitor, biasanya pada industri sejenis, sudah biasa terjadi “pertukaran” karyawan.

Mereka bisa mengetahui atau bahkan saling mengetahui apa yang terjadi dengan kompetitornya, baik secara langsung maupun tidak," kata Robi.

Untuk merekap, Robi kasih 5 langkah praktisnya nih!

  1. Lihat review perusahaan dari karyawan magang, maupun alumni.
  2. Cek turnover rate dari perusahaan tersebut dari tahun ke tahun.
  3. Beri perhatian lebih pada karyawan yang memberikan review negatif.
  4. Lakukan riset pada kepuasan customer perusahaan mereka.
  5. Beri red-flag apabila perusahaan tidak mau mematuhi Good Corporate Governance.

Panduan #4 - Mengetahui Kecocokan Berdasarkan Finansial Perusahaan

Sekarang-sekarang ini, banyak berita-berita tentang lay off, khususnya perusahaan startup.

Untuk berjaga-jaga, lebih baik untuk kamu mengetahui kondisi finansial perusahaannya sebelum menerima offering.

Apa aja yang perlu diperhatikan dan gimana cara dapat informasinya?

#1 Baca berita terkini tentang perusahaan

"Berita-berita terkini juga bisa jadi referensi. Kalau perusahaannya baru ekspansi atau dapat suntikan dana biasanya resiko untuk layoff di waktu dekat cukup kecil," kata Putu.

Caranya bisa langsung ke Google dan ketik nama perusahaannya, lalu ke bagian News.

#2 Lihat informasi pendanaan

"Finansial perusahaan ini bisa dilihat di internet, salah satunya Crunchbase atau @ecommurz. Siapa aja Venture Capital (VC) atau investornya? Udah dapet pendanaan series apa?" kata Erisa.

Caranya simple, kok!

  • Kunjungi Crunchbase
  • Ketik nama perusahaan yang ingin kamu ketahui, misalnya Gojek.
  • Untuk cek bagian Finansial, klik "Financials"

"Kalau perusahaannya sudah Tbk, kamu bisa lihat langsung laporan keuangannya. Untung atau gak perusahaannya? Udah berapa lama perusahaannya berdiri?" kata Putu.

Caranya simple, tinggal search aja di Google "laporan keuangan [nama perusahaan]" atau bisa dilihat di website perusahaannya.

Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, punya halaman Annual Report. Di sini, kamu bisa baca financial highlights, performa perusahaan, dan lainnya!

#3 Cari tau sustainability perusahaan

Apakah perusahaan tersebut akan sustain?

Kamu bisa cek di Google, LinkedIn, atau Instagram Business.

"Lihat apakah perusahaan tersebut itu main business atau line business-nya aja. Perusahaan tersebut emang terbukti banyak marketnya karena memang dibutuhkan oleh pasar atau cuma ikut-ikutan aja karena lagi nge-hype?

Just question yourself, apakah dengan adanya produk ini, 1-2 tahun kamu sendiri bakal tetep pakai?" kata Erisa.

Tambahan dari Robi, "Pelajari juga apakah jenis industri perusahaan tersebut saat ini sedang bersinar atau redup?"

#4 Pelajari turnover rate dari tahun ke tahun

"Ini bisa berkaitan dengan culture atau value perusahaan itu sendiri," kata Robi.

Biasanya, turnover suatu perusahaan bisa dicek di berita-berita terkini ataupun sosial media.

#5 Pelajari review perusahaan

"Biasanya, aku melihat dari berapa jumlah karyawan yang mereka miliki melalui LinkedIn. Selain itu juga melihat review perusahaan melalui Glassdoor," kata Vivin.

Tapi, perlu diingat bahwa finansial maupun sustainability perusahaan itu sifatnya eksternal, alias gak bisa kamu atur.

So, fokus sama hal-hal yang bisa kamu kendalikan, ya!

Misalnya, punya beberapa penghasilan di luar pekerjaan utama untuk membantumu menghadapi hal-hal yang gak bisa dikendalikan, seperti startup winter.

Panduan #5 - Menghindari Red Flags Company 🚩

Emang kamu gak bisa prediksi 100% gimana tempat kerja baru nanti..

Tapi, ada hal-hal yang bisa kamu lakuin sebelum bener-bener masuk ke sana!

Berikut 6 red flag dari perusahaan dan cara menghindarinya!

#1 Gak menghargai kamu/karyawannya

Kata Erisa, "kamu harus paham range gaji di pasaran untuk posisi yang sedang kamu lamar.

Ternyata kalau emang gaji yang di-offer kiranya kurang sesuai sama skills, achievement dan experience kamu, it’s your call.

Inget ya, you are the one who know your worth!"

Menurut Vivin, ini juga bisa dilihat pada saat interview, loh! Contohnya, atasan yang gak tau siapa aja karyawannya.

"Waktu itu, aku sempat sebut salah satu nama seseorang yang kemungkinan akan menjadi future teamku.

Tapi waktu aku tanya, Founder tersebut malah tidak ingat itu siapa."

Biar gak kejadian di kamu:

Cek review karyawan di Glassdoor atau LinkedIn dan pahami diri sendiri. Kalau ada yang gak sesuai sama kamu, bisa jadi pertanda!

#2 Turnover karyawannya tinggi

"Sebenernya poin ini tuh luas banget, karena ada faktor dari individu dan organisasi yang turut andil dalam tingginya angka turnover ini.

Biasanya sih yang turnover-nya tinggi salah satunya ada tanda-tanda karyawan yang ga betah, apalagi kalau banyak sliweran di LinkedIn," kata Erisa.

Biar gak kejadian di kamu:

"Kita juga boleh kok riset dengan tanya pendapat temen-temen yang pernah bekerja di sana sebelum kita memutuskan untuk terima offer-nya.

Perlu digarisbawahi, pilih sesuai yang kamu yakin ya!" lanjutnya

#3 Gak mematuhi prinsip Good Corporate Governance

"Jadi kebayang dong kalau bekerja dengan pemimpin yang tidak mau mematuhi aturan atau hukum yang berlaku, akan jadi seperti apa perusahaan itu kedepannya?" kata Robi.

Biar gak kejadian di kamu:

Riset baik-baik tentang perusahaan dan observasi selama proses hiring. Bahkan, bisa tanya ke HR/user saat interview. Cek kelima prinsip Good Corporate Governance: transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kesetaraan.

#4 Gak sesuai dengan prinsip yang kamu yakini

"Kamu juga bisa memberikan red flag pada perusahaan yang menyuruh kamu melanggar hal-hal yang bersifat prinsip mendasar seperti agama atau nilai yang kamu anut.

Misalnya, kamu disuruh membuat nota palsu, disuruh melakukan suap, manipulasi, korupsi, dan hal-hal lainya yang menghilangkan nilai integritas di diri kamu," lanjut Robi.

Biar gak kejadian di kamu:

Baca benar-benar kontrak kerja, tentang hak dan kewajiban kamu.

#5 Proses hiring terlalu cepat atau terlalu lama

Menurut Putu, ini gak sepenuhnya buruk, tapi patut jadi warning.

"Kalau terlalu cepat, bisa jadi posisi ini lagi butuh banget orang atau orang sering keluar masuk karena gak betah.

Di lain sisi, kalau terlalu lama bisa jadi kamu bukan kandidat utama yang mereka cari.

Kalau perusahaan jujur dengan alasannya itu pertanda baik, bisa kamu tanyain juga alasannya.

Tapi, kalau gak ada alasan yang jelas bisa jadi birokrasi di perusahaan itu agak panjang. Balik lagi ini warning sign."

Biar gak kejadian di kamu:

Kalau terlalu cepat, cek turnover karyawan. Kalau terlalu lama, bisa tanya ke karyawan yang udah kerja di sana via LinkedIn

#6 Kontrak kerja janggal, tidak detail, atau tidak ada

"Offering letter dan kontrak kerja itu landasan hak dan kewajiban kamu dan perusahaan.

Jadi, kamu punya hak buat negosiasi atau setidaknya meminta kejelasan tentang detail yang ada di dalamnya.

Jangan sampai menyesal di kemudian hari dan lebih baik didiskusikan di awal," lanjut Putu.

Biar gak kejadian di kamu:

"Apapun menurutku harus ada hitam di atas putih, ini untuk menghindari kerja serabutan yang ga sesuai sama job desc utama kita, kecuali emang kamu dibayar lebih," kata Erisa.


Mau dapet kerja impian yang cocok banget sama kamu?

Di RevoU, ada Career Support dengan 1-on-1 career coaching dengan dedicated Career Coach dan Job Hunting Workshop yang bisa membantumu mendapatkan karir impian!

Kamu juga bisa coba merasakan gimana jadi student di RevoU selama satu minggu secara gratis di RevoU Mini Course (MC), loh! Cek selengkapnya di sini!

  1. RevoU Digital Marketing MC
  2. RevoU Data Analytics MC
  3. RevoU Product Management MC

Kalau masih bingung, kamu bisa tanya-tanya ke Admin RevoU via DM Instagram juga ya!

Hub Karier

Ervina Desiviola

Ervina is a Content Writer Executive at RevoU. She loves to share some stories through writings. Drowning in thousands of books by developing Fierofea Books (NGO for book donations in Indonesia)!