12 Tips dan Contoh Desain Iklan Facebook dan Instagram yang Menarik

Sudah banyak yang melihat iklan kamu tapi tidak ada yang klik? Mungkin kamu harus memperbaiki kreatif iklanmu! Berikut kita akan membahas 12 tips best practice kreatif Facebook Ads.

Ivy Vilory
Ivy Vilory


Sudah banyak yang melihat iklan kamu tapi tidak ada yang klik? Mungkin kamu harus memperbaiki kreatif iklanmu! Kekuatan Facebook dan Instagram Ad terletak di visual yang menarik dan didukung dengan caption yang persuasif. Berikut kita akan membahas 12 tips best practice kreatif Facebook Ads.

Sebelum membaca lebih lanjut, kita perlu menyamakan persepsi bahwa Instagram termasuk dalam keluarga Facebook. Dalam set-up iklan pun mereka menggunakan satu platform yang sama yaitu Facebook Ads Manager.

Jadi semua informasi dari artikel ini dapat diaplikasikan di kedua media sosial ini ya. Dan ketika tertulis “Facebook Ads”, itu berarti iklan di Facebook dan Instagram.

Kesuksesan sebuah iklan Facebook dipengaruhi oleh beberapa aspek: goal, target audiens, platform, placement, kreatif, landing page, penawaran yang menarik, tracking, budgeting, dan berbagai aspek lainnya. Berbeda dengan Google Ads yang bersifat pull (audiens mencari topik tersebut dengan menuliskan keyword), Facebook Ads bersifat push yaitu audiens “diberikan” iklan produk yang dipromosikan tanpa adanya pencarian. Facebook for Business menyatakan bahwa ada 7 juta pengiklan aktif di Facebook pada Februari 2019, artinya iklan kamu akan bersaing dengan jutaan visual lain baik dari advertiser maupun user. Setelah membaca artikel ini, kamu akan memahami berbagai elemen dan pendekatan aspek kreatif Facebook Ad yang dapat diaplikasikan agar iklanmu bisa menghasilkan klik dan meningkatkan click-through-rate (CTR).

Bagian dari Kreatif Facebook Ads

Sebelum belajar tips dan trik, ada baiknya kita mengenal setiap bagian dalam kreatif Facebook Ads. Seperti bisa dilihat pada gambar di bawah ini, ada 3 bagian utama dan 3 bagian opsional dalam sebuah iklan yaitu:

Source: Facebook Ads Library

Media - Sebuah studi menyatakan bahwa “Visual diproses 60.000 kali lebih cepat daripada teks”. Ini adalah faktor pertama yang akan menangkap perhatian audiens. Pada umumnya ada 4 varian yang paling sering digunakan:

  • Single Image
  • Single Video
  • Carousel
  • Collection

Pada setiap post, single image/video terdiri dari satu media sedangkan carousel terdiri dari 2-10 media. Untuk collection, kamu harus memiliki katalog Facebook/Instagram yang nanti dapat dihubungkan dengan iklan. Dimensi yang ideal untuk media visual ini adalah:

  • Stories →  9:16
  • Feed →  1:1 atau 16:9
  • Carousel → 1:1

Primary Text (125 karakter) adalah bagian untuk menuliskan teks caption. Jika sudah tertarik dengan visual, maka audiens akan berpindah membaca caption dengan harapan mendapatkan penjelasan lebih jelas tentang penawaran yang diberikan. Kita akan membahas lebih lanjut terkait hal yang bisa dituliskan di caption pada bagian berikutnya.

Call to Action (CTA) adalah tombol kecil di bagian bawah iklan yang memberi tahu audiens apa yang harus dilakukan selanjutnya. Facebook menyediakan berbagai pilihan seperti Sign Up, Shop Now, Call Us, Download, Donate Now, dan banyak lagi.

Selain itu, ada 3 bagian opsional lain yaitu Headline, Description, dan Display Link. Headline (40 karakter) pada dasarnya adalah judul iklan, deskripsi (30 karakter) adalah penjelasan tambahan dengan ukuran teks yang lebih kecil, dan display link adalah teks link yang ingin ditampilkan agar terlihat meyakinkan.

Iklan Traveloka (kiri) adalah carousel ads, Iklan Shopee (kanan) adalah collection ads.

Best Practice Kreatif Facebook Ads

Di bagian pertama, kita akan membahas tentang elemen-elemen yang dapat menjadi faktor keberhasilan iklan di Facebook maupun Instagram. Setelah itu, kita akan membedah beberapa contoh Facebook Ad dari beberapa pengiklan di Indonesia.

BAGIAN 1 - Elemen Kreatif

1.Value Proposition

Value proposition adalah menjelaskan bagaimana produk kita akan memenuhi kebutuhan dan menjadi solusi atas permasalahan audiens, dengan mengkomunikasikan manfaatnya serta perbedaannya dengan kompetitor lain. Atau setidaknya secara sederhana menuliskan penawaran yang diberikan sehingga audiens bisa menggunakan informasi tersebut untuk mengkonsiderasi pembelian.

2.Call to Action (CTA)

Selain berupa tombol, tulislah CTA di teks caption maupun visual agar audiens terdorong untuk melakukan aksi berikutnya yang kamu inginkan. Kamu juga dapat lebih bebas berkreasi selain daripada CTA yang disediakan oleh Facebook, misalkan mengarahkan audiens untuk “Follow, Like, Comment” atau menambahkan kata-kata seperti “Ayo” daftar sekarang!

3. Urgensi

Jika tujuan dari iklanmu adalah penjualan, maka sangat penting untuk memberikan sense of urgency dalam iklan. Urgensi berpengaruh pada salah satu emosi audiens yaitu FOMO (Fear of Missing Out) karena pada umumnya pembeli tidak ingin kehilangan kesempatan yang dianggap menguntungkan bagi mereka. Ada 2 jenis urgensi yang paling umum digunakan: waktu dan kuantitas. Misalkan “sampai 31 Desember 2020”, atau “untuk 100 pengunjung pertama”

4.Harga/Promo

Selain urgensi, audiens juga akan tertarik jika ada penawarannya menarik. Tulislah angka harga produk, harga promo, persenan diskon, potongan harga, maupun angka-angka lainnya yang dapat memberikan kejelasan sehingga pembeli merasa tahu keuntungan apa yang akan didapatkan. Jika kamu ingin menurunkan harga, gunakanlah sistem “angka dicoret” karena secara psikologis harga pembeli perlu memiliki angka pembanding untuk menilai keuntungan yang didapatkan.

5.“Gratis”

Ingin audiens kamu lebih tertarik lagi? Sertakan kata “gratis”. Pada intinya, perilaku pembeli online adalah ingin menghindar dari kerugian dan mengejar keuntungan. Kata “gratis” berarti tidak ada resiko. Pembeli juga merasa untung karena tidak perlu membayar sesuatu yang seharusnya dibayarkan.

6.Brand Guideline

Facebook dan Instagram adalah platform visual. Iklan yang terlihat profesional akan berpotensi untuk lebih dipercaya oleh calon pembeli. Caranya adalah dengan menunjukkan konsisten melalui pengaplikasian brand guidelines seperti logo, palet warna, font tulisan, dan lain sebagainya.

7.Emoticon

Salah satu kelemahan dari teks adalah pembaca sulit membayangkan intonasi “suara” dan pembawaan dari sang penulis. Emoticon adalah representasi perasaaan melalui gambar yang saat ini berperan penting dalam komunikasi virtual, bahkan di situasi profesional sekalipun (buffer). Menggunakan emoticon yang tepat dapat memberikan kesan yang ramah namun profesional.

8.Emosi

Salah satu persepsi umum dalam marketing adalah pembeli akan membeli suatu produk berdasarkan hanya logikanya. Konsep ini akan menggiring pengiklan untuk membuat iklan yang hanya menampilkan fitur. Pendekatan ini tidak salah, namun perlu diingat faktor emosi juga berperan penting dalam meninggalkan kesan bagi audiens-- baik melalui teks maupun visual. Apakah kamu pernah menonton iklan Thailand yang mengharukan namun justru itu menjadi viral? Banyak orang tertarik pada iklan tersebut karena merasakan emosi sedih. Selain itu ada juga emosi bahagia, nostalgia yang bersifat positif ataupun ketakutan/kekhawatiran yang cukup sering digunakan saat pandemi ini.

9.Wajah

Berbicara tentang emosi, salah satu bentuk penyampaian yang paling mudah dimengeri oleh audiens adalah melalui wajah. Emosi positif yang dimunculkan gambar muka tersenyum dan bahagia mempengaruhi audiens untuk merasa terkoneksi, sehingga dapat berdampak baik dalam pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan sang konsumen. Namun ini tetap harus disesuaikan dengan branding. Di dunia fashion misalkan wajah model biasanya lebih datar, atau untuk iklan berdonasi wajah yang ditampilkan adalah bersedih untuk menggugah persaan audiens.

10.Testimoni

Jika kamu memiliki testimoni pelanggan, ini dapat menjadi salah satu materi menarik untuk ads kreatifmu. Review dari pelanggan adalah salah satu aspek yang menjadi kunci kepercayaan audiens terhadap suatu brand, karena testimoni yang diberikan merupakan bukti nyata dan bahkan bisa menjadi inspirasi agar audiens ingin merasakan manfaat yang sama.

11.Storytelling

Bukan hanya faktor emosi yang penting, namun bagaimana audiens mengalami emosi tersebut dan salah satu cara terbaik adalah dengan storytelling atau bercerita. Pendekatan yang paling sederhana adalah seri 3 babak : set-up, konfrontasi, resolusi. Di babak pertama, perkenalkanlah setting dan karakter cerita. Lalu di babak kedua, hadirkanlah masalah yang dihadapi karakter dan bangun ketegangan. Dan di babak terakhir, sampaikan puncak cerita bagaimana karakter menyelesaikan masalahnya (dengan produk atau jasa anda).

12.Variasi Visual

Pilihlah jenis visual yang paling sesuai: desain grafis atau foto/video asli. Salah satu tools yang paling mudah untuk membuat visual grafis adalah canva. Bahkan, mereka sudah memiliki template untuk Facebook Ads yang ideal. Untuk visual foto/video, usahakan agar kamu menggunakan aset sendiri agar visualmu bisa berbeda dengan kompetitor. Jika kamu tidak memilikinya namun tetap merasa foto riil adalah yang paling sesuai, kamu bisa menggunakan stock footage yang dapat diakses gratis dengan tools seperti freepik maupun unsplash (dengan konsekuensi iklanmu bisa serupa dengan yang lain). Jika kamu ingin menggunakan media video, kombinasikan dengan musik yang sesuai untuk menangkap perhatian audiens dengan memaksimalkan indera penglihatan dan pendengaran.

BAGIAN 2 - Contoh Facebook Ads

Source: Facebook Ads Library

Iklan pertama adalah dari Gojek Indonesia. Elemen yang paling menonjol adalah urgensi. Kata “mumpung” mengarahkan bahwa ini adalah kesempatan untuk pembeli mengambil keuntungan. Iklan ini juga menginformasikan batasan waktu yaitu “sampai akhir tahun..” dan memberikan angka yang spesifik yaitu “1.75%”. Elemen lain adalah emoticon yang dapat ditemukan di bagian headline. Iklan ini juga terlihat profesional karena mengikuti brand guideliness yaitu logo dan jenis font. Meskipun warna iklan tidak dominan hijau, kita tetap mengetahui bahwa ini iklan Gojek, bukan?

Source: Facebook Ads Library

Berikutnya adalah kompetitor serupa, yaitu iklan grab. Dalam visual, kita dapat langsung mengidentifikasi berbagai elemen seperti: “gratis”, “CTA”, “wajah”, dan “value proposition”. Penawaran yang diberikan adalah beli dari mana pun, akan mendapat gratis ongkir. Kalimat sejam sampai juga merupakan keuntungan lain yang didapatkan. Di bagian caption juga tertulis angka “promo 40%” yang melengkapi informasi di visual.

Source: Facebook Ads Library

Berbeda dengan kedua contoh di atas yang menggunakan grafis, traveloka memilih untuk menggunakan foto asli hotel sebagai visual dan memberikan penjelasan di caption. Namun, foto ini tidak sembarangan karena dapat memunculkan desire agar audiens ingin berlibur di tempat tersebut. Selain itu, ada 2 elemen lain yaitu: emosi dan CTA. Hashtag yang digunakan adalah #bebascemas yang menyentuh salah satu emosi yang banyak dialami audiens pada saat pandemi ini. Setelah merasa aman, audiens lalu diarahkan untuk cari dan pesan hotel sekarang juga sesuai dengan keinginan pengiklan. Namun, akan lebih baik jika tombol CTA juga sesuai dengan teks di caption misalkan “book now” agar iklan lebih kohesif.

Source: Facebook Ads Library

Ini adalah contoh dari Kitabisa.com, sebuah platform donasi. Hal pertama yang menarik perhatian adalah wajah yang terpampang di visual. Melalui gambar ini, audiens dapat merasakan emosi sedih atau terharu. Ditambah dengan storytelling yang menggugah tentang kisah dari kedua lansia ini di bagian teks caption. Saat melihat Ads ini, mungkin kamu mendapatkan impresi yang jauh berbeda dengan ketiga contoh di atas. Namun, ini adalah pendekatan yang sesuai untuk target audiens iklan ini ingin berdonasi.

Source: Facebook Ads Library

Terakhir dengan contoh yang lebih mengkombinasikan 2 strategi marketing, berikut adalah iklan Yellow Fit yang menampilkan seorang influencer sedang memberikan testimoni produk mereka yakni online catering. Mereka menggunakan strategi kombinasi antara Influencer Marketing dengan Social Media Advertising, di mana pengiklan memposting video review dari influencer tersebut.

Kesimpulan

Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa setiap iklan tidak memiliki semua elemen namun memilih yang paling sesuai dengan pesan maupun audiens iklan tersebut. Sebelum membuat iklan, ada baiknya jika kamu membuat buyer’s persona yaitu gambaran karakteristik audiens yang ditargetkan sehingga bisa memperkirakan elemen apa yang akan sesuai dengan kelompok audiens tersebut. Jika kamu tidak memiliki gambaran, cara termudah yang dapat kamu lakukan adalah Amati-Tiru-Modifikasi iklan dari kompetitor. Kamu dapat memeriksanya di Facebook Ad Library.

Namun, perlu diingat bahwa elemen yang berhasil di kompetitor belum tentu berhasil di kasusmu. Cara terbaik untuk mengetahui apa yang terbaik adalah dengan memeriksa performa iklanmu sendiri dan mengukur keberhasilan berdasarkan metrik yang sesuai. Lakukanlah Split A/B Testing secara berkala untuk menguji visual dan teks yang terbaik. Ingat untuk menguji hanya satu elemen setiap waktunya agar dapat mendapatkan hasil yang efektif.

Facebook Ads adalah salah satu bagian dari 8 modul kurikulum full-stack Digital Marketing yang dipelajari di RevoU. Kamu juga akan mempelajari Budgeting, Analytics, Facebook Ads, Search Engine Optimization (SEO), Content Marketing, Social Media Marketing, dan Customer Relationship Management (CRM) dalam program intensif selama 3 bulan. Materi akan diberikan langsung oleh instruktur profesional yang bekerja di startup ternama seperti Tokopedia, GoJek, Bukalapak, Traveloka, dan Grab.

Tertarik untuk mempelajari program ini lebih lanjut?

Kunjungi laman kami di revou.co

Teaching driven individuals the skills they need to accelerate their career in the tech industry ?

Insights

Ivy Vilory

Ivy is Senior Content Marketing at RevoU. Graduated from Tourism study. She is a writer, video producer, and podcast host for both RevoU and on her own platforms. All the links: lynk.id/viloryivy ✨